ALTERNATIF PENDEKATAN PROPARTIF ATASI KERAWANAN PENGADAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK PEMILU BAGI PENGAWAS TINGKAT KECAMATAN DI KOTA PALU

Palu, 50detik.com– Dalam BIMTEK terhadap Panitia Pengawas Kecamatan (PANCASCAM) yang digelar pada tanggal 11 Desember 2023 lalu di kota Palu, issue kerawanan pengadaan dan pendistribusian logistik kembali dibahas dengan pelibatan seluruh anggota PANWASCAM se kota Palu dan beberapa perwakilan dari unsur TNI dan kepolisian serta perwakilan media.

H.Sofyan Farid Lembah sebagai narasumber mengajak seluruh peserta untuk memberi perhatian lebih atas issue ini mengingat masih belum hilang ingatan kita atas terjadinya “kegagalan” pemilu serentak di kabupaten Banggai pada tahun 2019 lalu.

Itu adalah catatan kelam demokrasi di Indonesia akibat tidak datangnya logistik pada hari “H” Pemilu serentak yang pertama diselenggarakan dan tentunya ini adalah sebuah reputasi buruk bagi penyelenggara pemilu dimana khusus untuk kabupaten Banggai Pemilu baru bisa dilaksanakan keesokan harinya.

Tak terbayangkan banyak pihak yang esoknya tidak bisa menggunakan hak suaranya akibat ijin mereka tidak bekerja hanya berlaku sehari pada hari “H”itu.

Ini banyak dialami oleh para ribuan buruh di beberapa perusahaan perkebunan Sawit. Ini skandal kepemiluan yang belum pernah diselidiki.

Belum lagi saat itu juga terjadi pemerkosaan hak konstitusi pemilih yang sedang dirawat di rumah-rumah sakit di kota Palu dimana para pasien tidak terlayani hak pilihnya akibat tak adanya petugas TPS KPU yang melayani di rumah-rumah sakit.

Ini tidak boleh terulang lagi jelas Sofyan. Itu adalah dosa politik penyelenggara yang sekaligus menunjukkan ketidak profesionalan.

“Jangan kita meninggalkan reputasi buruk kepada anak cucu kita, utamanya reputasi yang bisa mencederai proses demokrasi yang tidak berkualitas dan tidak berintegritas. Jangan!!!” tegas Sofyan.

Dalam kesempatan BIMTEK kali ini seluruh peserta diingatkan soal penyelenggaraan pemilu yang harus memenuhi 14 Standard Pelayanan dengan motto “KERJA CERDAS- KERJA TUNTAS dan POLITIK PENGAWASAN” yang menjadi pegangan seluruh insan pengawas pemilu utamanya dalam mensiasati kerawanan pengawasan logistik pemilu.

Pendekatan PROPARTIF ditawarkan dengan mengajak seluruh peserta mendiskusikan apa saja yang menjadi titik kerawanan baik dalam pengadaan maupun pendistribusian logistik lewat matriks sederhana Force Field Analysis.

Paling tidak dengan mengedepankan proses pembelajaran orang dewasa didapatkan 8 masalah internal dan 14 masalah eksternal yang dianggap peserta adalah titik rawan dalam pengawasan soal logistik pemilu di tahun 2024.

Cakupan masalah mulai dari hal tehnis soal kualitas dan pendistribusian logistic, jumlah surat suara dan ketepatan alokasi dan tempat, koordinasi pihak penyelenggara, kapasitas SDM pengawas dan KPU, akases pengawas yang terbatas hingga soal pengamanan dan netralitas TNI/Polri.

Uniknya penggunaan “tools” Force Field Analysis ini bisa menghasilkan lebih 23 langkah solutif yang harus diantisipasi dan dilakukan bersama baik oleh BAWASLU maupun KPU serta TNI/POLRI mitra pengawas.

Penggunaan “tools” mencari solusi pada fase Co Creation dalam lingkaran Propartif memang sangat bermanfaat utamanya dalam menemukan dan menetapkan pilihan “option” kemudian secara bersama diuji soal kelayakan “feasibility” lewat pengujian kewenangan BAWASLU, soal bisa atau tidak dilaksanakan solusi hingga pengujian apakah solusi tersebut tidak bertentangan dengan aturan kepemiluan yang ada.

Itulah kunci pada PROPARTIF ini. Seluruh proses dilalui dengan banyak kreasi utamanya soal saling menghargai pendapat dan pemikiran serta semua berlangsung dengan saling membahagiakan. Proses berlangsung bahagia dan tentunya dilahirkan jalan keluar permasalahan yang solutif.

Ketika dilakukan game Gaya Konflik, maka lahirlah sebuah semangat untuk membentuk sebuah “team work” sesama pengawas untuk melakukan pengawasan yang efektif terhadap soal logistik pemilu ini.

Bukan itu saja lahir pula tekad berkolaborasi dalam pengawasan baik secara internal Panwascam maupun terhadap stakeholder lainnya seperti KPU, masyarakat dan TNI/Polri.

Tak terasa 2,5 (dua setengah) jam telah terlewati. Tepat pukul 22.30 jelang tengah malam kami mengakhir BIMTEK ini. Ada rasa bahagia bisa membantu adik-adik PANWASCAM se kota Palu untuk duduk bersama dan berkreasi membangun sistem pengawasan efektif terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti.

Tak boleh ada hak konstitusi yang terabaikan. Tekad bekerja profesional dan menaikkan level pengawasan ke tingkat Kolaborasi adalah sebuah Conditio Sine Qua non penyelenggaraan pemilu yang berkualitas di kota Palu.

BAWASLU KOTA PALU EFEKTIF, PEMILU BERINTEGRITAS TERSELENGGARA!!!

Palu, 13 Desember 2023
H.Sofyan Farid Lembah
Social Worker

Pos terkait