Di Atas Bukit di Silae Aku Menatap Datangnya Fajar Menyingsing

Palu, 50detik.com–Di atas bukit di Silae aku menatap datangnya fajar menyingsing. Setelah semalaman diguyur hujan hingga jelang adzan Subuh berkumandang, tibalah kita dipenghujung Ramadhan yang mubarak.

Bumipun menangis, sama halnya minggu dinihari kemaren dimana ribuan Malaikat telah selesaikan tugas semalamannya di malam yang penuh cahaya keheningan lautan ibadah manusia yang berharap di malam 1000 bulan. Ramadhan tak lama lagi pergi.

Banyak manusia kembali alami kekalahan. Air mata tak terasa menggenangi pipi. Insha Allah esok kusambut 1 Syawal dengan Takbir dan Tahmid.

Jamaah subuh telah tinggalkan sajadah merah Masjid Nurul Alif menyisakan Imam dan Ta’mir yang harus berembug mengatur distribusi zakat Fitrah, Sedeqah, Infaq dan Fidiyah dari jamaah ke mereka yang berhak menerimanya.

Ini soal tanggungjawab. Semua warga kelurahan Silae harus sama berbahagia di hari suci dan bisa berjamaah laksanakan Shalat Iedul Fitri.

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar. Laa ilaha illahu wallahuakbar. Allahu akbar wa lilla ilhamd.

Bumi kembali berputar dan manusia manusia kembali beraktivitas seperti sedia kala. Semoga “masa training” sebulan penuh bisa mewarnai kehidupan di bumi Tadulako ini.

Soal ekonomi hendaknya diwarnai untuk saling berbagi jauh dari sifat serakah. Tak ada lagi yang mementingkan diri dan kelompoknya sendiri. Kehidupan sosial penuh dengan semangat kekeluargaan dijalani. Tak perlu ada konflik.

Pengelolaan SDA benar benar kita sadari bukan hanya untuk kepentingan pemodal besar tapi untuk kesejahteraan masyarakat. Jauh dari tindakan anarki pengrusakan lingkungan.

Tentu dalam kehidupan politik apalagi jelang Pilkada para elit partai dan politisi sudah bersemedi sebulan penuh dan bisa memberi tawaran calon calon pemimpin yang diharapkan bisa membawa kesejahteraan kepada masyarakat lewat berkah kekuasaan dalam pemerintahan yang baik.

Para politisi Tua juga memberikan jalan kepada yang muda untuk diberi kesempatan memimpin Negeri ini agar lebih gesit, bersemangat dan ide ide cerdas dan utamanya memberi contoh perilaku perilaku yang berwibawa, beradab dan berjiwa kepamongprajaan dan etika publik yang bisa jadi panutan.

Begitu banyak harapan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Tapi yang jelas, 1 Syawal kita mulai dengan nawaytu untuk memperbaiki negeri syurga ini. GEMAH RIPAH LOH JINAWI.

Kita mulai dengan saling maaf memaafkan Taqaballahu minna wa minkum sambil perangi segala kedustaan dan kebodohan kita. Kita perangi para perampok sumberdaya mineral yang meraja lela!!

Wassalam,
Silae, 30 Ramadhan 1445 H
SFL – Pekerja Sosial

Pos terkait