Dua minggu terakhir sejak akhir September hingga minggu pertama Oktober 2023 adalah hari hari panjang geliat aktivitas penguatan kapasitas para pengawas pemilu di BAWASLU Sulawesi Tengah mulai dari Pelatihan, Bimtek , Sosialisasi hingga Koordinasi digelar untuk memantapkan bukan hanya pelayanan tapi sinergitas penanganan pelanggaran hingga optimalisasi peningkatan level SDM pengawasan dalam memasuki tahapan tahapan kepemiluan yang sedang berjalan.
Menjadi bagian dari aktivitas tersebut adalah sebuah kepuasan tersendiri.
Maklum usia kini tak muda lagi, pelatihan marathon menempuh jarak jauh mnempuh bentangan pantai kabupaten Parigi, Poso, Tojo Una Una hingga ke kabupaten Banggai dengan keindahan teluk Lalong kota Luwuk bukanlah perjalanan yang singkat.
Bila bukan untuk membangun sebuah peradaban pelayanan publik mungkin urung mau lakukan pekerjaan ini. Tapi ini soal tanggungjawab.
Tanggungjawab memberikan yang terbaik dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang amat sangat menentukan perjalanan nasib bangsa agar proses demokrasi yang berintegritas bisa terwujud pada Pemilu serentak 2024 nanti.
Adrenalin sebagai pelatih tertantang untuk beri kontribusi positif dan ini jadi obsesi tersendiri bahwa tak ada kata berhenti untuk berjuang. Berjuang membangun peradaban pelayanan publik.
MENARUH HARAPAN PADA 544 PENGAWAS SE KABUPATEN BANGGAI
Dimulai dari kabupaten Banggai dimana pengawas kecamatan, desa dan kelurahan berjumlah 544 orang masuk dalam pelatihan yang digelar Bawaslu Provinsi dan Kabupaten Banggai. Seumur hidup sebagai pelatih, saya tak pernah lakukan pekerjaan ini dengan peserta sebanyak itu.
Alhamdulillah, berbekal model PROPARTIF, suguhan Segitiga Emas ( The Golden Trianggle), pengantar LSD ( Learning, Summerizing, dan Deep Question) telah diinfeksi kepada peserta untuk menjalani tahapan proses pemilu.
Tentunya tak lupa diberikannya achievement motivation training kepada peserta lewat pengembangan matriks ESQ Ary Ginandjar dimana diharapkan peserta bisa berusaha memasuki level 7 sebagai pengawas pemilu. Ini penting, karena Pemilu 2024 bukan pemilu biasa.
Tapi Pemilu serentak yang harus diawasi bukan dengan cara cara biasa. Tapi harus dengan cara luar biasa yang bisa dimanfaatkan oleh para pengawas hingga tingkatan desa agar pemilu bisa berlangsung jujur,adil, bermartabat, serta berkualitas dan berintegritas bisa tercapai.
Motivasi dan dukungan Bupati A.TAmoreka saat membuka kegiatan ini menjadi penyemangat bahwa ada harapan tersendiri bagi penguasa Daerah ini untuk menghapus stigma penelenggaraan pemilu yang kurang baik saat Pemiku 2019 lalu. Terlebih Indeks Kerawanan Pemilu 2024 menempatkan kabupaten ini sebagai Daerah rawan terjadinya Money Politik diurut ke 2 secara nasional adalah sebuah tantangan tersendiri. (Bersambung)
Luwuk, awal Oktober 2023
SOFYAN FARID LEMBAH
Social worker