Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Kabupaten Donggala, H.Hermanto,S.Ag.M.Si
Laporan : Suleman.Dj.Latantu
Buol,50Detik.Com. Topik perbincangan seputar figur calon PLT Bupati Buol pasca H. Amirudin Rauf dan H.Abdulah Batalipu ternyata makin seru.
Nama figur bakal calon yang sudah memenuhi persyaratan, satu persatu mulai muncul. Seperti halnya H.Hermanto S.Ag.M.Si. Sosok yang satu ini adalah salah seorang putra daerah buol yang kebetulan kelahiran Donggala, 2 Pebruari 1975. Dan saat ini mengabdikan dirinya sebagai ASN di lingkungan Pemkab Donggala.
Dan putra daerah Buol yang saat ini memangku jabatan sebagai Kadis Dispora Kabupaten Donggala dengan pangkat/ golongan pembina utama muda IV/c itu. Dan sebelumnya juga ia pernah memangku jabatan sebagai Kadis DLH Kabupaten Donggala
Dan untuk diketahui, sebelum hijrah ke Donggala, sosok yang satu ini pernah mengabdikan dirinya sebagai ASN di Pemkab Buol. Bahkan pernah dipercayakan memangku beberapa jabatan stategis di lingkungan Pemkab Buol antara lain ; Kabag Kesra, Camat Bukal dan Sekdis Dukcapil Kabupaten Buol
Sejumlah kalangan tertentu di Kabupaten Buol, jika melihat perjalanan kariernya sebagai ASN sosok putra daerah Buol yang saat ini berdomisili di Donggala, dinilai merupakan salah satu putra buol yang pas dan cocok untuk menjadi PLT Bupati Buol. Selain sejumlah putra buol lainya yang dinilai memenuhi persyaratan untuk jabatan tersebut.
Seperti dilansir media jni figur siapa bakal calon PLT Bupati Buol pasca H.Amirudin Rauf dan H.Abdulah Batalipu, terus bergulir. Tarik menarik soal putra daerah dan bukan putra daerah saat ini menjadi topik perbincangan yang menarik.
Kalau bung Johny Harimura menyatakan putra daerah adalah sosok yang pas untuk ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur Sulteng sebagai PLT Bupati Buol selama 2 tahun, itu sah sah saja.
Namun menurut salah seorang tokoh lainnya Hasanudin Mangge, putra daerah dan bukan putra daerah buol, tentunya bukan sebuah harga mati yang harus diperdebatkan. Karena kedua duanya memiliki peluang yang sama sebagai warga Negara Indonesia untuk memimpin Buol 2 tahun ke depan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki.
“Jadi, prinsipnya kita tidak boleh mengklaim harus putra daerah yang menjadi PLT Bupati. Nah, kalau prinsip itu yang kita kedepankan, maka kesanya sangat sukuisme dalam arti kata, tidak memberi peluang kepada orang lain yang bukan putra daerah” ujar Hasanudin.
Dan satu hal yang perlu digaris bawahi lanjut Hasanudin, siapapun putra putri Indonesia yang ada di Buol maupun di Palu, semuanya memiliki peluang sepanjang hal itu memenuhi persyaratan serta memiliki komitmen membangun daerah.
“Kalau putra daerah yang menjadi harga mati yang harus didorong untuk menjadi PLT Bupati,maka pertanyaanya, apakah figur putra daerah itu memiliki komitmen untuk membangun dan memajukan daerah atau tidak ?” pungkas Hasan.
Dikatakan, untuk diketahui, terkait penunjukan PLT Bupati Buol pasca H.Amirudin Rauf, sejak dilantiknya bung Cudi sebagai Gubernur Sulteng sudah ada beberapa delegasi yang mendatangi beliau dengan tujuan memohon agar Gubernur dapat menunjuk putra daerah menjadi PLT Bupati Buol
” Dan sebagai informasi, saat ini Pak Gubernur melalui tim khusus yang dibentuk sedang bekerja melakukan evaluasi dan penilaian terhadap keberadaan semua figur yang memenuhi persyaratan administrasi untuk menjadi PLT Bupati Buol. Baik putra daerah maupun bukan putra daerah. Prinsipnya beliau ingin mengetahui lebih jauh treck record masing masing figur tersebut, apakah memiliki komitmen dalam menjalankan visi misinya sebagai Gubernur dalam menjalankan roda pemerintahanya khususnya di daerah Kabupaten” jelas Hasanudin.
Seperti dilansir media ini, Jelang akan berakhirnya masa jabatan Bupati Buol H Amirudin Rauf dan Wakilnya H. Abdulah Batalipu, Oktober tahun ini, suhu politik saat ini mulai memanas, terkait siapa sosok figur yang tepat mendapat kepercayaan dari Gubernur Sulteng sebagai PLT Bupati Buol untuk melanjutkan kepemimpinan selama 2 tahun hingga 2024 mendatang.
Salah seorang tokoh masyarakat Buol Johny Harimura mengatakan, dalam menyambut kehadiran PLT Bupati Buol, saat ini umumnya masyarakat Buol masih merabah tentang siapa sebenarnya sosok figur yang bakal diposisikan Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura sesuai kewenangannya.
Hanya saja, sejak awal dilantiknya Gubernur Sulteng H Rusdy Mastura bersama pasangannya Ma’mun Amir, muncuat issu, yang menyebut kalau Gubernur Sulteng itu bakal menunjuk seorang sosok figur perempuan yang notabene adalah orang dekatnya di lingkungan Pemprov Sulteng. Dan sosok figur tersebut, namanya saat ini sudah tidak asing lagi di Buol karena umumnya masyarakat sudah benar benar yakin kalau nama tersebut suatu saat nanti pasti akan mendapatkan kepercayaan sebagai PLT Bupati Buol selama 2 tahun.
Mencermati kondisi yang muncul saat ini tentang sosok figur perempuan, Johnny Hatimura berpendapat, bahwa sosok figur tersebut dinilai memang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan SDM yang bisa diandalkan.
Namun selain sosok figur tersebut, Johnny menyarankan, Gubernur Sulteng H Rusdy Mastura juga harus melihat dan mempertimbangkan keberadaan sosok figur putra daerah Buol yang dinilai layak dan memenuhi syarat administrasi serta pengalaman yang cukup dalam memimpin sebuah organisasi di pemerintahan, baik di lingkungan Pemprov Sulteng maupun di Pemkab Buol.
” Pak Gub itu tahu benar, masih banyak kader putra buol yang memiliki potensi untuk bisa jadi PLT Bupati Buol” ujar Johny kepada media ini.
Menurut Johny, ia tahu dan menyadari bahwa kewenangan untuk menetapkan siap sosok figur PLT Bupati Buol, sepenuhnya adalah hak perogratif Gubernur. Akan tetapi, paling tidak Gubernur juga tidak serta merta mengesampingkan keberadaan putra daerah buol itu sendiri untuk bisa menjadi PLT Bupati. Dengan alasan pertama Undang Undang Otonomi daerah telah mengatur bahwa salah satu syarat calon Bupati adalah sosok figur yang dikenal rakyat dan mengenali kondisi daerahnya sendiri. Dan
“Alasan itu perlu menjadi sebuah catatanya Pak Gubernur. Dan hal itu yang sangat diharapkan oleh masyarakat buol secara umum. Dan pada prinsipnya, masyarakat tidak menolak kehadiran sosok figur lainnya yang bukan putra daerah. Akan tetapi, Gubernur Sulteng harus melihat dan lebih mempertimbangkan keinginan aspirasi dari masyarkat Buol itu sendiri” pungkas Johny.