Oleh: Joko Intarto
——-
Ini bedanya kantor yang dikelola para milenials. Ada satu ruangan khusus yang digunakan untuk membuat konten. Di kantor milik generasi X, fasilitas seperti ini nyaris tidak ada. Kecuali: Stasiun televisi.
——-
Konten digital begitu penting bagi para milenials. Melalui konten digital inilah perusahaan itu membangun komunikasi dengan pelanggan dan membentuk persepsi di mata publik.
Begitu pentingnya, sampai-sampai perusahaan itu menyediakan ruangan khusus untuk produksi konten digital. Alatnya sederhana tetapi cukup memadai. Selain untuk produksi juga untuk mengedit.
Dari ruangan sebesar mushala itulah lahir aneka video yang bertebaran di media digital seperti website dan media sosial. Ada video rekaman. Ada video siaran langsung.
Foto ini bukan diambil di kantor perusahaan media, melainkan kantor perusahaan pengelola aset di Jakarta. Tim Jagaters mengabadikan ruangan ini saat melakukan survei teknik untuk rencana webinar tanggal 10 Desember mendatang.
Ruangannya lumayan besar. Untuk sebuah studio di perkantoran Jakarta. Ukurannya 6 Meter x 5 Meter. Cukuplah untuk studio yang menghadirkan dua orang pembicara.
Saya punya pengalaman membangun studio dengan ukuran sangat kecil: 2,5 Meter x 3 Meter dan 3 Meter x 3 Meter. Itulah dua studio webinar pertama yang saya bangun pada tahun 2016 di Wisma Standard Chartered, Jakarta Pusat.
Jangan-jangan, studio webinar itu juga yang pertama di Indonesia. Entahlah. Tidak pernah terpikir untuk mencatatkannya di MURI. Saat itu.
Dua studio tersebut dibangun dengan konsep virtual studio berbasis green screen. Jangan membayangkan green screen saat ini. Yang hampir semua orang paham. Pada ‘zaman itu’ tidak banyak yang mengenal fungsi green screen. Kecuali, orang-orang yang pernah bekerja di industri media televisi.
Dua studio itu masih berfungsi dengan baik sampai sekarang. Produksi webinarnya masih rutin: 1 – 2 episode per studio setiap harinya. ”Studio kami juga beroperasi rutin, tapi seminggu dua kali,” kata Mbak Juanita, eksekutif perusahaan tersebut.
Dari studio itu dibuat program diskusi dan layananj konsultasi virtual untuk para nasabah. ”Selama dua tahun ini, praktis kami tidak bertemu nasabah secara fisik. Studio inilah sarana satu-satunya,” lanjut Mbak Juanita.
Zaman sudah berubah. Generasi sudah berganti. Cara berkomunikasi sudah tidak seperti dulu lagi: Ketemu di layar komputer sambil ngopi sendiri-sendiri.(jto)