Pasangkayu,50detik.com- Kurang dari sepuluh mahasiswa dan pemuda geruduk gedung DPRD dan Kantor Bupati Kabupaten Pasangkayu. Jumat (16/4) pagi. Mereka datang untuk audies terkait tarnsparansi dana Covid-19 dan mempertanyakan sejumlah pembangunan yang menelan anggaran hingga miliar lebih yang dibangun dimasa sulit pandemi Covid-19.
Kemaran mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Forom Pemuda Anti Korupsi (FPAK) itu memuncak lantaran satupun anggota DPRD tidak berkantor. Hingga mereka mengantung kursi dipintu masuk DPRD. Seolah mempertegas pernyataan salah satu anggota DPRD yang siap gantung diri dituguh smart jika tidak ada temuan pembangunan ruang isolasi pasien covid-19.
Aksi yang dikoordinatori Sahidin kecewa hingga terjadi perdepatan dengan Kabag Fasilitasi dan Pengawasan Anggaran DPRD Pasangkayu Nahidah. Dari perdebatan itu, Nahidah memintah para pedamo untuk bersabar. “Sabar adik-adik sekalian, semua puasa toch? kita upayakan ada DPRD akan menemui kalian semua, karena 11 orang anggota DPRD sedang melakukan kunker ke Kota Palu. Salah satu perguruan tinggi dinasa” Katanya
Para mahasiswa yang tak puas, kemudian mereka bergeser ke Kantor Bupati, dan disana juga tidak menemukan pejelasan, singga melakukan orasi dalam ruangan tampa pengeras suara hingga membuat suasana menjadi gaduh. Tak lama kemudian, mereka pun digiring keluar ruangan oleh Satpol PP. dan mereka kembali ke DPRD sekitar 11:24 Wita barulah mereka bertemu salah satu anggota DPRD dari partai PPP, Herman Yunus.
Didepan para mahasiswa, Herman Yunus menyampaikan, apa yang menjadi tuntutan massa aksi sebelumnya itu sudah ditampung. Dan ini akan ditindaklanjuti. Dan jika tidak percaya terhadap lembaga DPRD bisa lansung dipertanyakan ke eksekutif. Dan terkait anggota DPRD disebut malas berkantor itu dibantah, bawasannya anggota DPRD tidak dituntut harus ke kantor, karena diluar kantor pun mereka berkerja.
Aksi ini, merupakan aksi lanjutan atas tuntutan yang sama terkait transparasi anggaran covid-19 dan bebarapa pengangaran pembangunan yang menelan anggaran hingga milyaran lebih. Ditengah masih banyak kebutuhan medesak dimasa sulit akibat pandemi covid-19 yang sampai saat ini belum berlalu. (dr)