Laporan : Ferdinand Puahadi
POSO – 50detik.com — Hujan mengguyur kabupaten Poso dari sore sampai pagi hari dengan interval waktu berturut – turut. Mengakibatkan debit air dari beberapa sungai membludak menggenangi badan sungai. Luapan air tersebut kemudian menggenangi sebagian pemukiman warga di Poso di mulai dari wilayah Pamona, Lage, terus ke dalam kota Poso. Hal serupa juga di alami warga lore ( napu).
Akibat banjir, Sejumlah infrstruktur fasilitas negara seperti jembatan, ikut hancur di terjang banjir merata hampir di semua wilayah poso itu.
Sampai berita ini kami naikan, genangan air baru berangsur surut tetapi tumpukan material sampah bawaan air masih terlihat menumpuk tak beraturan di beberapa tempat.
Banjir di tengah masyarakat sedang bergelut menghadapi virus korona. Akhirnya mendapat tanggapan dari DPRD Provinsi Sulawesi Tengah ( Sulteng), Ellen Ester Pelealu. SE
Anggota legislatif ini telah membahas persoalan banjir Poso, saat sidang Paripurna DPRD ketika banjir masih berlangsung di poso.
‘Pada sidang paripurna melalui aplikasi vidio conference DPRD provinsi sulawasi tengah, saya membahas khusus banjir Poso dan beberapa fasilitas infrastruktur pemerintah yang hancur, dan menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah provinsi pembiayaanya. Beberapa sempat saya sampaikan ke eksekutif Seperti ruas ruas jalan Desa Pandiri, desa Watuawu, dan Desa tagolu. Areal ini kalau hujan lebat pasti banjir akibat luapan sungai Poso. Selain banjir, daerah ini juga paling rawan longsor karena normalisasi sungai yang tidak pernah di lakukan selama ini. Keadaan ini kalau terus di biarkan bisa membahayakan keselamatan rumah dan penduduk yang tinggal di sekitar sungai poso tersebut.” Jelas Ellen, sebagai anggota DPRD Provinsi dari Fraksi Demokrat.
“yang juga saya ajukan untuk menjadi pembahasan kami adalah antisipasi banjir di wilayah poso pesisir bersaudara karena pada wilayah itupun nasibnya sama saja dengan wilayah lain , ” Papar Ellen Pelealu, kepada 50detik.com.
DPRD Ellen Pelealu mendesak kepada Pemprov agar sungai Moko berlokasi di poso pesisir selatan segera di normalisasi.
” jawaban saya terima pemerintah provinsi tidak memiliki dana yang cukup di sebabkan biaya normalisasi sungai sangat besar. Jalan keluar harus di tempuh pemerintah daerah poso, kami sarankan agar bupati poso mengajukan permohonan kepada balai sungai wilayah sulawesi tengah, kemudian di lakukan kerjasama pembiayaanya. Kalau ini di biarkan terus kasian itu desa Tangkura dan wilayah lain selalu terdampak imbas luapan sungai moko,” terang mantan ketua DPRD Kabupaten Poso tersebut.
Perempuan sempat menjadi momok pembicaraan masyarakat karena banyak pihak mengnginkanya maju calon bupati Poso 2020. Harapan itu di tepisnya.
” tugas saya sekarang mengawal persoalan daerah termasuk poso. Di sini kita akan berupaya supaya data kebutuhan primer masyarakat dapat kami sampaikan ke eksekutif supaya di tindak lanjuti. ” katanya
Pejuang wanita dari Partai berlambang Mercy ini meminta kepada pemerintah kabupaten poso, agar jangan membiarkan 142 desa hanya berharap pembangunanya hanya dari Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).
” pemerintah kita di Poso, jangan sampai membiarkan desa hanya mengelola Dana Desa dan Alokasi Dana Desa sebagai satu -satunya sumber pembiayaan mereka. Anggaran UMKM harus tetap di bangun di Poso karena saya tahu persis pemerataan pendapatan perkapita masyarakat poso sampai hari ini, masih memerlukan kerja keras dari semua pihak untuk pertumbuhanya. Bidang bantuan pupuk subsidi untuk pertanian, bantuan perikanan dan alat tangkapnya, kemudian perkebunan. ini yang perlu dorongan pemerintah menurut saya. Bidang tersebut lebih penting daripada bangun itu jembatan untuk saya itu belum primer sifatnya karena susah kita ukur dan ketahui apa dampak ekonominya bagi masyarakat banyak ke depan. Yang penting sekarang kita harus normalisasi itu beberapa sungai supaya mengurangi resiko ketika banjir seperti sekarang ” ujar Ellen.
Terpisah —- Akibat banjir sempat melanda poso, sejumlah pihak pun akhirnya menghubungkan luapan air sungai Poso adalah dampak dari pengerukan di hulu sungai berpusat danau poso, Tentena. Pengerukan itu di lakukan oleh perusahaan ( PLTA) Poso Energy, atas dukungan pemerintah kabupaten. Kegiatan bertujuan menambah debit air guna memperkuat putaran turbin pembangkit tenaga listrik milik Poso Energy . Pasca hujan lebat, debit air danau meningkat dan akhirnya meluncur deras lewat sungai Poso. Lucuran air tersebut yang kemudian menjadi banjir memporak porandakan lokasi pemukiman warga.
” keruk lagi itu danau pak supaya kami orang poso lebih mudah kebanjiran. Saya belum pernah melihat banjir separah ini sebelumnya. Kalau sudah susah bagini apakah pemerintah dan poso energy mau bantu kami menghadapi air?? Tulis ini bahasa kami orang poso korban banjir. ” Ucap sejumlah warga bernada ketus karena kecewa. ****