Majene daerah agraris dominan pada sektor pertanian, sehingga Majene membutuhjan tenaga ahli dibidang pertanian. (foto: google)
Laporan: Masruhim Parukkai
Majene, 50detik.com- Geger soal dugaan Bupati Majene, Andi Syukri Tammalele mengangkat 12 staf ahli untuk percepatan pembangunan.
Bila ini benar, tentulah terbilang cukup “gemuk” yang bisa membebani APBD Majene, terlebih lagi disebut-sebuat budget Rp 6 juta perorang perbulan atau sebesar Rp 72 juta perbulan.
Hasil pantau di lapangan, menyebutkan, bisa jadi rencana penetapan staf ahli percepatan pembangunan itu, tidak semata didasari pada kompetensi keahlian masing-masing, tetapi lebih pada dugaan adanya tekanan partai pengusung. Dan pada posisi ini bupati dihadapkan pada dua pilihan sama-sama “mematikan” seperti makan buah simalakama, dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu.
Sebenarnya, Daerah Majene memang membutuhkan tenaga ahli yang punya kompetensi keahlian dibidangnya, tetapi tidak mesti harus tembus selusin, dan idealnya penetapan staf ahli tersebut harus melihat kondisi geografis Kabupaten Majene, yang merupakan daerah agraris dominan sektor pertanian dan nelayan, sehingga atas dasar itu, Majene membutuhkan tenaga ahli bidang pertanian dan nelayan, sehingga visi misi bupati untuk percepatan pembangunan bisa terwujud. Kecuali kalau hanya sekedar mau tampil gagah-gagahan tapi nihil kontribusi, ibarat pepatah mengatakan “no action talk only” hanya pandai bicara, tapi tak tau berbuat apa-apa.