Anies Jadi Presiden Jika 9 Wilayah Mendukungnya

By: Tony Rosyid

(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Jakarta, 50detik.com–Siapa yang memenangkan pertarungan di Pulau Jawa, maka ia akan menguasai Indonesia. Ungkapan ini 100 persen benar, mengingat penduduk Indonesia mayoritas ada di Pulau Jawa.

Karena itu, mengawal suara di Pulau Jawa selalu akan menjadi seksi saat Pilpres? Karena faktanya, mayoritas pemilih itu ada di Jawa. Jawa itu terdiri dari lima wilayah gemuk penduduk. Pertama, Jawa Barat. Ada 33, 2 juta pemilih di wilayah ini. Kedua, Jawa Timur. Ada 30,9 juta pemilih dari wilayah ini. Ketiga, Jawa Tengah. Ada 27,8 juta pemilih dari wilayah ini. Keempat, Banten. Ada 8,1 juta pemilih. Kelima, DKI Jakarta. Ada 7,7 juta pemilih di ibu kota ini. Belum ditambah pemilih dari Jogja yang berjumlah 2,7 juta.

Mengacu pada pilpres 2019, ada 110 juta (persisnya 110.686.810) pemilih di Pulau Jawa, dari total pemilih nasional yang berjumlah 192 juta. Artinya, hampir 60 persen pemilih itu di Jawa. Tepatnya 57,29 persen pemilih itu ada di Pulau Jawa.

Selain Jawa, wilayah yang cukup besar jumlah pemilihnya adalah Sumatera Utara. Jumlah pemilihnya 9,7 juta. Disusul Sulawesi Selatan, jumlah pemilihnya 6,1 juta. Kemudian Lampung dengan jumlah pemilih 6 juta. Lalu Sumatera Selatan dengan jumlah pemilih 5,8 juta.

Jika Anies ingin menang, sembilan wilayah ini harus digarap serius oleh tim pendukungnya. Terutama wilayah Jawa. Perlu lebih fokus di wilayah Jawa.

Anies harus belajar dari kekalahan Prabowo di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada pemilu 2019 lalu. Akibat mengabaikan Jawa Tengah, dan kurang maksimal menggarap Jawa Timur, Prabowo keok.

Saat ini, deklarasi dukungan kepada Anies luar biasa masif. Hampir di semua wilayah, para relawan mendeklarasikan Anies. Tapi, jika dukungan ini tidak merata, khususnya di sembilan wilayah tersebut, khususnya wilayah Jawa, maka bisa menjadi gelembung.

Jika Anies ingin menang di Pilpres 2024, lebih baik para pendukung dan reoawannya fokus pada sembilan wilayah tersebut.

Yang harus dilakukan oleh para pendukung dan relawan Anies: Pertama, punya struktur relawan yang kuat di wilayah padat tersebut, khususnya di Jawa, hingga tingkat Kabupaten, kecamatan dan bahkan kelurahan. Kedua, mapping dan dekati para tokoh-tokoh berpengaruh. Terutama para ulama dan pimpinan ormas di wilayah padat tersebut.

Jawa Tengah dan Jawa Timur mayoritas adalah warga Nahdhiyin. Siapa yang berhasil mendekati NU kultural, peluang untuk menang cukup besar.

Salah fokus justru akan membuang banyak energi karena salah sasaran dan bidikan.

Deklarasi Anies masih banyak di wilayah Luar Jawa. Sementara di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah masih belum digarap serius oleh para relawannya.

Meski elektabilitas Anies “dua digit” dan kemungkinan akan terus mengalami kenaikan pasca masifnya deklarasi, tapi jika tidak digarap secara terstruktur dan sistemik dengan menjangkau wilayah padat pemilih secara merata, terutama wilayah Jawa, maka elektabilitas Anies akan sulit untuk naik tajam.

Padahal, di sisi lain, Anies besar di Jawa. Secara performence dan kontens, Anies lebih mudah dijual dari pada tokoh-tokoh yang lain. Banyak hasil kerja, prestasi dan penghargaan yang bisa jadi keunggulan Anies untuk dibranding oleh para pendukungnya.

Komunikasi Anies dengan logat dan karakter Jawa menjadi daya tarik tersendiri. Santun dalam tutur kata, sabar dan tidak pernah menyerang pihak manapun, ini disukai oleh orang Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.

Semua ini akan sangat bergantung kepada tim relawan dan para pendukung Anies. Apakah mereka akan kerja sporadis, ngacak, wforia, atau kerja sistemik dan terstruktur, ini akan menentukan nasib Anies di pertarungan Pilpres 2024.

Jakarta, 22 Nopember 2021

Pos terkait