Tiket Pesawat dari dan ke Palu Masih Tetap Mahal

Palu, 50detik.com–Pasca gempa Palu, tiket penerbangan dari semua maskapai dari dan ke Palu melonjak tajam.

Pihak maskapai tak mau tau, derita yang dialami warga Palu dalam rentang waktu pasca gempa tersebut. Soal kemanusian seperti tidak lagi menjadi hal penting, sebab sebagai maskapai yang bergerak dibidang bisnis, maka tidak salah kalau patokan dasarnya adalah bagaimana bisa meraih untung.

Berdasarkan pantauan disitus penjualan tiket pesawat online untuk tujuan Makassar-Palu, dengan jadwal penerbangan Senin 5 November 2019, rata-rata maskapai mematok harga tiket Rp 1.350.000 bahkan maskapai Garuda dengan harga Rp 1.500.000.

Menanggapi persoalan ini, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah, Dr Slamet Riady Cante, juga turut prihatin dan berdasarkan pandangannya, jika dikalkulasi terkait biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing maskapai dalam setiap penerbangan memang cenderung tidak proporsional karena biasanya biaya dikeluarkan berdasarkan jarak tempuh.

“Dengan harga Rp 1.500.000 dengan tujuan Makassar-Palu, menurut saya ini gila- gilaan dan terkesan tidak realistis,” katanya kepadad wartawan Minggu 4 November 2018.

Menurutnya, yang membuat tidak realistis dengan penerbangan Makassar-Palu hanya sekitar satu jam, namun harga tiket lebih tinggi dibanding penerbangan Makassar-Jakarta yang menggunakan waktu kurang lebih dua jam.

“Meskipun kita tahu prinsip ekonomi yang sering berlaku dengan prinsip Suplay and Demand, pertanyaannya apakah benar dari sisi kuantitas jumlah orang yang ingin berkunjung ke Palu jauh lebih banyak di banding sebelum gempa?,” tanya mantan Dekan Fisip Untad ini.

Olehnya itu, kata Slamet Riady, menyarankan agar Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan, harus turun tangan untuk menertibkan harga tiket pesawat khususnya tujuan Palu itu.

“Bahkan seharusnya Kota Palu dapat dibuatkan regulasi sebagai Destinasi Kemanusiaan. Teman-teman jurnalis dan Ombudsman dapat mencermati realitas ini,” pungkasnya.

Penulis Naskah : Egi Sugianto

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *