Palu, 50detik.com- Kapolda Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho menyebutkan, sepanjang tahun 2024, Ditpolairud Polda Sulawesi Tengah menangani 21 kasus terkait dengan kejahatan di laut, dimana 16 di antaranya merupakan tindak pidana destructive fishing.
“Angka ini mencatatkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2023 tercatat 16 kasus dengan 8 di antaranya merupakan tindak pidana yang sama. Peningkatan kasus tersebut menunjukkan adanya kenaikan penanganan tindak pidana destructive fishing sebesar 100 persen, ” ungkap Kapolda Sulteng pada konferensi pers akhir tahun 2024 yang digelar di Aula Rupatama Polda Sulteng pada Selasa (31/12/2024) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Sulteng memaparkan sejumlah pencapaian dan tantangan yang dihadapi oleh kepolisian sepanjang tahun 2024, termasuk masalah yang menjadi keluhan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor perikanan.
Salah satu isu utama yang disorot oleh Kapolda adalah tindakan destruktif terhadap ekosistem laut, atau yang lebih dikenal dengan istilah destructive fishing. Menurutnya, praktik destructive fishing ini telah menjadi salah satu masalah serius yang merugikan nelayan, terutama mereka yang bergantung pada hasil laut untuk mata pencaharian.
Kapolda mengungkapkan bahwa upaya penanggulangan destructive fishing ini menjadi prioritas utama pihak kepolisian, dengan harapan dapat melindungi keberlanjutan sumber daya laut serta mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan.
Dalam konferensi pers ini, ia juga menegaskan komitmen Polri untuk terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum guna menanggulangi tindak pidana yang merusak lingkungan hidup tersebut.
Kapolda juga mengungkapkan harapannya agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan turut serta dalam upaya pemberantasan kejahatan di laut.
“Kami berharap, dengan meningkatnya kesadaran dan kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum, kita dapat menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang, terutama para nelayan,” tandasnya. (*/jmsi)