Mamuju, 50detik.com – Pembangunan bendungan Budong-budong merupakan proyek strategis nasiona (PSN) yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sebab proyek tersebut kata Kepala Balai Wilayah III Sungai Palu, Taufik, selain untuk penyediaan air baku, juga dimaksudkan untuk pengendali banjir, dan jaringan irigasi. Bahkan bendungan tersebut untuk pengembangan jaringan listrik.
Menurut Taufik, bendungan budong-budong tersebut adalah yang pertama di Sulbar dan masuk dalam daftar PSN sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.
“Pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat” Jelas Taufik.
Seperti diketahui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 65,18 juta m3 dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.
Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Taufik mengatakan, konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2023 sesuai kontrak.
“Saat ini masih penyelesaian pembebasan lahan untuk mendukung kelancaran konstruksi fisik,” ujarnya.
Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Abipraya-Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT. Indra Karya – PT. Tuah Agung Anugrah – PT. Ciriajasa E.C, KSO dengan biaya sebesar Rp 1,02 triliun.
Bendungan Budong-Budong juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.
Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik.
Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah dilalui tujuh sungai yakni Sungai Budong-Budong, Lumu, Karama, Karossa, Benggaulu, Kamansi, dan Panggajoang yang mengalir dari daerah perbukitan di bagian timur menuju ke daerah pesisir arah barat dan bermuara di perairan laut Selat Makassar. Bendungan Budong-Budong akan dibangun dengan membendung Sungai Salulebbo yang merupakan anak sungai Budong-Budong.
Kabupaten Mamuju Tengah sendiri memiliki luas wilayah 306.527 km2 yang didominasi dengan lahan kering sekitar 38% dan sekitar 24% lahan kering sekunder. Kabupaten ini terdiri dari lima kecamatan yakni Kecamatan Tobadak, Pangale, Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan komoditas unggulan seperti tanaman pangan padi dan palawija serta perkebunan sawit, kakao, kelapa, jeruk, kopi, tanaman obat, dan aromatika (nilam). Secara administratif, Bendungan Budong-Budong berada di Desa salulebo, Kecamatan Topoyo dengan daerah layanan meliputi Daerah Irigasi Tobadak, Sulobaja, Bambadaru, Sallogata, Tinali, Barakkang, dan Lembah Hada.
Mengingat besarnya manfaat bendungan tersebut bagi masyarakat, Taufik melakukan koordinasi Polda Sulbar untuk mendapatkan dukungan sebagai upaya kelancaran pembangunan pada sektor keamanan.
Kapolda Sulbar Irjen Pol Verdianto I. Bitticaca yang didampingi Wakapolda, Karo Ops, Dir Binmas, Dir Intelkam, Dir krimsus dan Dir Panobvit, Rabu (25/05/22) merespons positif atas proyek strategi nasional itu.
“Prinsipnya kami mendukungan dan meminta jajarannya untuk turut serta membantu kelancaran pembangunan yang merupakan salah satu program strategis pemerintah,” tandas Kapolda Sulbar.
Selain itu, Jenderal bintang dua ini berharap agar seluruh pihak juga mendukung proyek tersebut, karena manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat dan sebagai simbol kemajuan suatu wilayah.
“Pembangunan bendungan ini diikuti pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun ini dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani”, jelas Irjen Pol Verdianto. (*/Jay)
Sumber: Humas Polda Sulbar
tribratanews.sulbar.polri.go.id
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Editor: Masruhim Parukkai