BEDA KALKULATOR

Oleh: Joko Intarto

—–
Donasi tempe (Donate) sebagai bentuk program Tebar Gizi Anak Panti telah berjalan selama 6 minggu. Apa yang menarik? Ternyata, rumus kalkulator donasi itu tidak sama dengan rumus kalkulator belanja.
—–

Matahari naik sepenggalah ketika Cuplis berangkat dari pabrik tempe Mbah Bayan menuju kantor Lazismu Grobogan. Di atas sadel sepeda motornya tampak bronjong coklat berisi ratusan tempe segar.

Untuk keenam kalinya, Cuplis mengirim tempe ke kantor lembaga amil zakat tersebut. Itulah kegiatan rutin Cuplis setiap hari Jumat pagi. Ia kadang mengirim 400 paket. Pagi ini 100 paket.

Jumlah paketnya memang tidak tetap. Bergantung jumlah anak-anak di panti asuhan yang akan menerimanya.

Donasi tempe atau Donate merupakan program donasi baru dengan sasaran penerima anak-anak yatim di panti asuhan. Tempe dipilih karena berdasarkan riset, tempe yang murah itu memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang tinggi. Tempa bisa menggantikan daging ayam, kambing dan sapi yang harganya jauh berlipat-lipat.

Program Donate diinisiasi Lazismu Grobogan. Awalnya hanya untuk panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Belakangan juga dikirimkan ke panti asuhan lain.

‘’Umur simpan tempe segar hanya 3 hari. Karena donatur makin banyak, maka kami harus mengatur distribusi ke berbagai panti,’’ kata Andi, pimpinan Lazismu Grobogan.

Tempe yang dikirimkan ke panti asuhan adalah jenis tempe sumpil. Bentuk tempenya segitiga dengan bungkus daun pisang. Tempe sumpil merupakan tempe terbaik. Namun tidak banyak pabrik yang memproduksi tempe sumpil. Pabrik Tempe Mbah Bayan adalah satu dari yang sedikit itu.

Proses produksi tempe sumpil memang lebih ribet. Kedelai yang sudah dicampur ragi harus dibungkus daun pisang dengan bentuk segitiga. Proses inilah yang membuat harganya lebih mahal. Selain ada tambahan biaya bungkus daun pisang juga ada biaya tenaga pembungkus.

Harga tempe sumpil memang paling mahal. Toko eceran di Purwodadi menjual dengan harga antara Rp 2.500 – Rp 3.000 per paket. Setiap paket berisi 4 bungkus.

Meski harganya premium, penjualan tempe sumpil Mbah Bayan ternyata yang paling laris. Aroma daun pisang itulah yang disukai pembeli. Kata mereka, daun pisang membuat tempe lebih harum.

Tempe premium itulah yang selama 6 pekan terakhir menjadi menu spesial anak-anak yatim di berbagai panti asuhan di Kabupaten Grobogan. Para donaturlah yang membeli tempe itu melalui Lazismu Grobogan.

‘’Berikan donasi terbaik untuk anak-anak yatim.’’ Begitu nasihat para alim ulama. Nasihat itu rupanya yang dijalankan para donatur. Meski ada pilihan tempe bungkus plastik yang lebih murah, donatur tetap memilih tempe sumpil yang mahal.

Rumus kalkulator donasi ternyata berbeda dengan rumus kalkulator belanja dapur.(jto)

Pos terkait