(Negara Luwu Purba).
Pada permulaan abad abad ke IX M dari dinatsi Syailendra. Batara Guru berangkat dari pusat pemerintahan dinatsi Syailendra di MDANG RI POH PITU didaerah hulu sungai Brantas dilereng gunung SEMERU Jawa tengah pada tanggal 15 (Purnama) bulan Phalguna tahun 747 tahun Saka, bertepatan dengan tanggal 2 Maret Tahun 825 Masehi dan tiba di BEUTA WOTU ONTO LUWU pada bulan Wasakha Tahun 747 Tahun Saka pada bulan terang pula 5 Mei 825 Masehi. Kedatangan Batara Gutu ini hampir seabad setelah migran Sriwijaya tiba di Wotu untuk meminta suaka politik dari peguasa di ONTONA Luwu .
Kedatangan Batara Guru pada awalnya menghadapi penolakan dari penguasa rakyat yg dilaluinya, serangkaian peristiwa yg memilukan dan perundingan yg alot, walaupun pada akhirnya dicapai kesepakatan menerima dan mengakui eksistensi Batara Guru sebagai penguasa baru dengan gelar DATU (Raja) yg menata kembali pemerintahan Luwu seperti yg digambarkan secara metafor ( kiasan) oleh BRAAM MORIS (1993:57) dalam bukunya Kerajaan Luwu.yaitu diciptakannya ulang bumi yg dianggap kacau balau akibat penolakan penolakan yg dpt didiami oleh manusia ( turunan Sriwijaya dan Syailendra).
Kediaman Batara Guru di ONTONA Luwu disebut “LANGKANA LAKKO ” ( Istana berwarna kuning keemasan) telah dibangun ditengah kawasan yg berhutan lebat rimba Ale Luwu – Pusat Kerajaan Luwu ( Kern 1989:30). dalam bukunya I La Galigo, Cerita Bugis Kuno.
Satu persatu nilai kebesarannya didatangkan dari negeri asalnya di CHOPPO MERU – tempat ayahandanya – Aji Sang Kuruwira bertahta.
Yg belum dimiliki oleh Batara Guru pada saat itu jabatan sebagai PAJUNG- sebagai pelindung negeri dan rakyatnya. Kendalanya karena Batara Guru tidak memiliki seorang istri yg berdarah biru (Bangsawan Tinggi) terkecuali beberapa istri ttp TDK berdarah biru hanya sebagai isteri selir.Selanjutnya silsilah Aji Sangkuruwira dan bibinya Sinautoja yg akan mengirim We Nyili Timo (Sepupu Satu kali Batara Guru) untuk dijadikan permaisuri Batara Guru.
Kedatanga We Nyili Timo ke ONTONA Luwu bersama inang pengasuhnya, Batara Guru dari istananya menuju tempat yg bernama BUNGAMENTIRO (Awal memandang) sebelah selatan Wotu dgn tandu kebesarannya.Mula mula nampak (bungassa itiroi) padanya adalah regalia regalia kerajaan (onrosao).Dan Batara Guru memerintahkan pengiringnya utk pergi menjemput benda benda Kramat itu dan meletakkan nya pada suatu tempat yg kemudian bernama sampai sekarang PENTOMMUA ( dalam bahasa Wotu berarti tempat pertemuan orang banyak, khususnya dlm melakukan transaksi jual beli, atau dermaga tempat tambatan perahu, tepatnya terletak dimuara sungai PEUSOI Wotu.
(Kissah panjang Batara Guru dan permaisurinya di ONTONA Luwu akan kita lanjutkan dikemudian hari)