Unras Di Kota Palu Pada Selasa, ( 7/6) 2022
Laporan : Ferdinand
POSO 50detik.com – Terkait unjuk rasa di lakukan sejumlah orang, mengatasnamakan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di bawa naungan KRAK. Berlangsung di Kota Palu. Selasa, (7/6) 2022.
Dalam UNRAS tersebut menyebut bahwa ada dugaan bupati Poso telah melakukan penistaan terhadap agama tertentu. Ironisnya bahwa berita santer berkembang liar di masyarakat tersebut. Ternyata sampai hari ini belum satupun para tokoh agama pernah mendengar apalagi menerima rekamanya.
Para pemegang umat itu hanya menangkap berita kejadian pada Selasa, Kemarin, melalui media face book. Menyikapi yang terjadi di Palu ini.
oleh Ustadz Muhammad Amin Adnan. S.Sos. Menganggap kegiatan tersebut merupakan bentuk provokator untuk mengganggu kondisi dan hubungan masyarakat Poso yang sudah sangat baik dan harmonis.

” Jangan terpengaruh dengan berita unjuk rasa itu. Isu ini sengaja di bawa-bawa mengatasnamakan agama untuk memperkeruh suasana kondisi masyarakat Poso yang sudah sangat luar biasa hubungan kebersamaanya. Mereka berbicara mewakili masyarakat Poso. Coba tanyakan oratornya masyarakat Poso yang mana? ” Kata Muhammad Amin Adnan balik bertanya.
Menurut ketua Yayasan Pendidikan Dakwa Sosial Kemanusiaan Kabupaten Poso ini. Bahwa kegiatan UNRAS berlangsung di palu, adalah arogansi yang bermuara pada kepentingan tertentu, dimana hanya pelaku yang mengetahui maksud dan tujuannya.
” Di balik UNRAS mereka lakukan sudah pasti ada kepentingan yang mereka selip, dengan memperkeruh suasana dan meronrong nama masyarakat Kabupaten Poso. Padahal di balik itu, ada maksud dan tujuan yang kita semua tidak ketahui,” Kata Putra dari Hi. Adnan Arsal itu menegaskan.
Menurut Muhammad Amin Adnan, jika memang benar bupati mengatakan seperti yang di tuduhkan beberapa orang itu. Sesungguhnya tidak ada yang salah karena pendapat seperti itu bukan lagi hal yang baru pada semua agama
” Kalaupun ada bahasa misalnya orang Nasarani yang berpindah keyakinan di sebut domba yang sesat. Sementara mereka yang keluar dari Islam di sebut murtad. Ini bahasa agama secara umum koq. Dan tidak perlu di perdebatkan, apalagi di kategorikan penistaan agama” Tegas Muhammad Amin Adnan Lagi.
Pesan terakhir dari pendiri Yayasan Pendidikan Sosial ini. Supaya masyarakat Poso jangan sekali- sekali terprovokasi dengan permainan kelompok yang ingin merobek persatuan dan harmonisasi hubungan masyarakat Kabupaten Poso yang sudah terbangun dengan sangat baik di seluruh komunitas suku dan lintas agama yang ada.
“Justru dengan kejadian ini kita harus lebih waspada dan memperkuat persatuan agar tidak ada ruang provokator memasuki lingkungan masing – masing,” katanya memberi pesan.