Donggala,50detik.com– Poltekkes Kemenkes Palu laksanakan pendampingan berkelanjutan untuk bebas stunting di Puskesmas Delatope , Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala, (27/12).
Menurut Sumiaty, S.SiT,MPH , Wakil Direktur III Poltekkes Kemenkes Palu mengungkapkan bahwa program Investing in Nutrition and Early Years (INEY) mampu memberdayakan kader-kader terlatih sebagai motor penggerak dalam penanggulangan stunting melalui edukasi dan pendampingan kepada ibu hamil dan keluarga balita.
“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, mereka diharapkan dapat melakukan edukasi dan pendampingan secara efektif kepada ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita, sehingga pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang baik dapat meningkat secara signifikan” ungkapnya
Selain itu, kata dia melalui koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan tim percepatan penanggulangan stunting, program ini diharapkan memperkuat sinergi kebijakan dan menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.
“Melalui kerja sama ini, kebijakan dan program yang telah dirancang dapat lebih terintegrasi dan tepat sasaran, menjangkau kelompok masyarakat yang paling membutuhkan. Kami juga berharap dapat mendorong keterlibatan aktif pemerintah desa dalam memprioritaskan program kesehatan dan gizi di wilayah mereka” kata Sumiaty.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Puskesmas Delatope, Ronawati, SKM, mengantakan bahwa Desa Powelua menjadi penyumbang kasus stunting terbanyak di wilayah Banawa Tengah. Beberapa faktor yang disebut menjadi penyebab tingginya angka stunting di desa tersebut antara lain kondisi ekonomi yang kurang memadai, minimnya akses sanitasi seperti jamban keluarga, serta tingginya angka pernikahan dini.
Ronawati menegaskan pentingnya peran semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di Desa Powelua. “Perlunya kerja sama dengan pihak-pihak seperti Kantor Urusan Agama (KUA), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta tokoh adat setempat” tegasnya.
Lanjut Ronawati budaya adat di Desa Powelua masih sangat kental. Oleh karena itu, pendekatan melalui tokoh adat dan sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Ia berharap langkah kolaboratif tersebut dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Powelua. ” Program ini diharapkan memberikan dampak positif baik secara fisik, sosial, maupun psikologis, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mendukung pertumbuhan generasi mendatang dengan potensi maksimal. Ini adalah langkah berarti untuk masa depan yang lebih baik, khususnya bagi masyarakat Sulawesi Tengah dan Kabupaten Donggala” tutupnya.(*)