Laporan : Ferdinand Puahadi.
50detik.com – Dr. Mardiman Sane. SH,MH, demikian nama lengkapnya. Putra dari tanah Mori (Sampalowo) tetapi sukses membangun karier di Jakarta. Profil keluarganya, bukanlah kasta dari kalangan atas. Ayah Bernama Leman Sane. Seorang pekerja ulet di bidang wiraswasta. Sedang ibunya Bernama Mariante Bate, menekuni tugas pokok sebagai bidan.

Menyimak kemampuan dan sudut pandang yang dimiliki Mardiman Sane, maka tidak salah jika sosoknya sudah layak di sebut “Brilliant Ability Man”
Chemistry sosial pria lebih senang berpenampilan sederhana ini, hampir bisa di pastikan akan mempermudah dirinya meraih simpati masyarakat sebagai pemilih kedepan.
Selalu murah senyum, dan begitu cepat akrab dengan semua orang. Orasi yang di sampaikan pun, ternyata langsung memukau ribuan warga Tentena yang memenuhi bentangan tenda panjang malam itu.
Kejadian ini berlangsung di acara temu konstituen dan silaturahmi anggota DPR – RI Drs. H. Anwar Hafid. M.Si di lapangan Puselemba, kelurahan sangele – Poso. Jumat, (6/5) 2022.
Prestasinya meraih pendidikan puncak dengan gelar terakhir sebagai Doktor. Di tambah lagi dengan kesuksesanya mencari hidup di Ibukota Negara Jakarta. Ternyata tidak sedikitpun merubah sifat karekteristik pribadi Mardiman (Sapaanya).
Menurut pria berkecimpung di dunia hukum ini. Bahwa kedatanganya di Poso, karena ingin menebus rasa rindu kampung halaman sekaligus mendampingi Reses sahabat lamanya, Drs. H. Anwar Hafid. M,Si. Anggota DPR-MPR (RI) Fraksi Partai Demokrat, pada Jumat lalu.
” Saya sudah rindu bertemu dengan keluarga di Poso. Wilayah ini sangat penting untuk sejarah perjalanan hidup saya. Karena mengejar nasib, akhirnya saya tinggalkan sekitar Tahun 2000. Merantau mencari pendidikan di jakarta,” Jelasnya.
” Perjalanan saya menuju kota metropolitan itu tergolong nekat. Di katakan nekat karena hanya satu celana panjang, dan dua celana pendek yang saya bawa. Dan puji syukur kepada Tuhan, pada akhirnya saya mampu menyelesaikan pendidikan puncak, dan meraih gelar Doktor dalam usia 36 Tahun,” Terangnya mengurai perjalanan karier.
Mardiman sendiri adalah keluarga yang lahir dan besar dari lingkungan keluarga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). Rumah kediaman mereka ada di Sampalowo (Mori) sampai hari ini.
Salah satu cita -cita Mardiman agar masuknya Injil di tanah Mori dapat pula mendapat perhatian dan di peringati seperti Injil masuk tanah Poso.
” Saya punya keinginan agar peringatan 100 Tahun Injil masuk tanah Mori bisa juga kita laksanakan di sana. Perayaan ini penting menurut saya agar generasi kita bisa mengenal sejarah masuknya Gereja khususnya GKST di Sulawesi Tengah,” Tutur Mardiman menyampaikan harapanya kepada jajaran Sinode.
Satu hal yang membuat kagum terhadap pria yang satu ini adalah pemahamanya tentang potensi Sulawesi Tengah dan bagaimana strategi harus di lakukan agar berdampak ekonomi kepada masyarakat umum.
Mungkin karena kemampuan itulah sehingga Anwar Hafid sendiri yang mendorongnya sekaligus mempersiapkan sebagai calon legislatif (Caleg) DPR Pusat dari Partai Demokrat.
Informasi ini tentu saja menjadi kelegaan tersendiri bagi warga GKST. Apalagi lembaga yang memiliki ratusan ribu jemaat itu, tetapi di ruang politik belum pernah mendapat kesempatan untuk mengusung kadernya sendiri, akibat berbagai kendala.
Setelah pertemuan di Tentena, nama Mardiman Sane, dan Anwar Hafid. Menjadi trending topic dalam pembahasan masyarakat untuk menentukan pilihan pada pesta demokrasi mendatang.