Bendera Demokrat, Mendorong Mardiman Sane Sebagai Caleg DPR – RI 2024

Dr. Mardiman Sane. SH,MH.

Laporan : Ferdinand Puahadi.

50detik.com  – Dr. Mardiman Sane. SH,MH, demikian nama lengkapnya. Putra dari tanah Mori  (Sampalowo) tetapi  sukses membangun karier di Jakarta.  Profil keluarganya, bukanlah kasta dari kalangan atas. Ayah Bernama Leman Sane. Seorang pekerja ulet di bidang wiraswasta. Sedang ibunya Bernama Mariante Bate, menekuni tugas pokok sebagai  bidan.

Dr. Mardiman Sane. SH, MH. Dan Anggota DPR-MPR (RI) Drs. H. Anwar Hafid. M,Si. Dalam acara temu rindu dengan konstituen di Tentena-Poso. FOTO : Ferdinand Puahadi

Menyimak  kemampuan dan sudut pandang  yang dimiliki Mardiman Sane, maka tidak salah jika sosoknya sudah layak di sebut  “Brilliant Ability Man”

Chemistry  sosial  pria lebih senang  berpenampilan sederhana ini, hampir bisa di pastikan  akan mempermudah dirinya meraih simpati masyarakat  sebagai  pemilih kedepan.

Selalu  murah senyum, dan begitu  cepat  akrab dengan  semua orang. Orasi yang  di sampaikan pun, ternyata  langsung  memukau ribuan   warga  Tentena yang memenuhi  bentangan tenda panjang malam itu.

Kejadian ini berlangsung di acara temu konstituen dan silaturahmi   anggota DPR – RI  Drs. H. Anwar Hafid. M.Si di lapangan Puselemba, kelurahan sangele – Poso. Jumat, (6/5) 2022.

Prestasinya  meraih  pendidikan  puncak  dengan gelar terakhir sebagai   Doktor. Di tambah lagi  dengan kesuksesanya mencari  hidup di Ibukota Negara Jakarta. Ternyata tidak sedikitpun  merubah  sifat  karekteristik pribadi Mardiman (Sapaanya).

Menurut pria berkecimpung di dunia hukum ini. Bahwa kedatanganya  di Poso, karena ingin menebus rasa rindu kampung halaman sekaligus mendampingi  Reses sahabat lamanya, Drs. H. Anwar Hafid. M,Si. Anggota  DPR-MPR (RI) Fraksi Partai Demokrat, pada Jumat lalu.

” Saya sudah rindu bertemu dengan keluarga di Poso. Wilayah ini  sangat penting untuk sejarah perjalanan hidup saya. Karena mengejar nasib, akhirnya saya tinggalkan sekitar Tahun 2000.  Merantau  mencari  pendidikan di jakarta,” Jelasnya.

” Perjalanan saya menuju kota metropolitan itu tergolong nekat. Di katakan nekat  karena  hanya satu celana panjang, dan dua celana pendek yang saya bawa. Dan puji syukur kepada Tuhan, pada akhirnya saya mampu  menyelesaikan pendidikan puncak, dan meraih gelar Doktor dalam usia 36 Tahun,” Terangnya mengurai perjalanan karier.

Mardiman  sendiri  adalah  keluarga  yang lahir dan besar dari  lingkungan keluarga  Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST). Rumah kediaman mereka ada di Sampalowo (Mori)  sampai hari ini.

Salah satu cita -cita Mardiman agar  masuknya Injil di tanah  Mori dapat  pula mendapat perhatian dan di peringati seperti Injil masuk tanah Poso.

” Saya punya keinginan agar peringatan 100 Tahun Injil masuk tanah Mori  bisa juga kita laksanakan di sana. Perayaan ini penting menurut saya agar generasi kita bisa mengenal sejarah masuknya Gereja khususnya  GKST di Sulawesi Tengah,” Tutur Mardiman  menyampaikan harapanya kepada  jajaran Sinode.

Satu hal yang  membuat  kagum  terhadap pria  yang satu ini adalah pemahamanya  tentang potensi  Sulawesi Tengah dan bagaimana strategi  harus di lakukan agar berdampak ekonomi  kepada  masyarakat umum.

Mungkin karena kemampuan  itulah  sehingga  Anwar Hafid sendiri  yang mendorongnya sekaligus mempersiapkan sebagai calon legislatif (Caleg)  DPR Pusat dari  Partai Demokrat.

Informasi  ini tentu  saja menjadi kelegaan tersendiri bagi  warga GKST. Apalagi lembaga  yang memiliki  ratusan ribu jemaat itu, tetapi di ruang politik  belum pernah  mendapat  kesempatan untuk mengusung  kadernya  sendiri, akibat berbagai kendala.

Setelah pertemuan di Tentena, nama Mardiman  Sane, dan Anwar Hafid.  Menjadi trending topic dalam pembahasan masyarakat  untuk  menentukan pilihan  pada pesta demokrasi  mendatang.

Pos terkait