Alumni Lemhanas Gelar Musda. Ini Ekspektasi Ombudsman Sulteng

Palu, 50detik.com– Kepala Perwakilan Ombudsman Sulteng, H Sofyan Farid Lembah, SH, MHum menitip harapan pada alumni Lemhanas yang hari ini (Sabtu, 25/5/2022) menggelar Musda, untuk menyikapi berbagai permasalahan di Sulteng, termasuk kasus dugaan jual beli jabatan yang menjadi sorotan publik pasca pelantikan pejabat Pemprov Sulteng beberapa waktu lalu.

“Hari ini Ikatan Alumni Lemhanas Sulawesi Tengah gelar MUSDA untuk kedua kali dengan tujuan bisa melahirkan pimpinan baru yang menakhodai organisasi pasca berakhirnya jabatan 5 tahunan Dr. Hidayat MSi, ” terang Sofyan yang selama ini aktif menyuarakan prinsip kebenaran.

Menurut Sofyan, salah satu masalah yang kini dialami oleh pemerintahan provinsi adalah soal tata kelola pemerintahan yang belum efektif dijalankan seperti halnya praktek jual beli jabatan yang tidak lain adalah perilaku maladministrasi.

Karena itu, Sofyan menandaskan, ritual organisasi ini mempunyai arti strategis mengingat di depan mata situasi IPOLEKSOSBUD dalam kehidupan berbangsa dan bernegara penuh dengan banyak permasalahan yang harus disikapi bersama.

Dikatakan, peran ikatan alumni amat sangat diharapkan untuk bisa menjaga keutuhan bangsa khususnya di Sulawesi Tengah.

Olehnya, kata Sofyan, sangat tepat bila tema MUSDA kali ini mencoba menempatkan organisasi sebagai katalisator jeutuhan bangsa dengan merawat kearifan lokal sebagai pilar jeutuhan kebhinekaan.

Bagi Ombudsman, sebut Sofyan, ini adalah sebuah tawaran solutif yang bagi masyarakat di Sulawesi Tengah untuk bisa berpijak hadapi masa depan yang lebih baik.

Dalam pandangan Sofyan, merawat kearifan lokal adalah benar sebagai salah satu solusi tepat.

“Kita pernah hadapi konflik sosial hebat di Poso, kemudian bencana alam super hebat yang terjadi di Pasigala. Belum habis bencana bencana itu mendera, sekali lagi kita semua masyarakat Sulawesi Tengah juga harus bertarung hidup melawan andemi covid 19 yang menggila dua tahun terakhir. Tapi saya yakin, semua bencana itu tidak dapat meruntuhkan keyakinan masyarakat dan pemimpinnya di Sulawesi Tengah dari gelanggang memajukan kesejahteraan di negeri ini, ” terang Sofyan.

Dikatakan, salah satu keutamaan masyarakat yang sangat majemuk yang dimiliki Sulawesi Tengah adalah soal kearifan lokal.

“Ini yang coba dirajut dan dirawat oleh organisasi ikatan alumni Lemhanas. Sangat tepat. Ini adalah bahagian penting dari penguatan sosial budaya yang memiliki arti strategis,” terangnya.

Ujungnya, kata Spfyan, adalah soal perbaikan perilaku manusia dalam menata hubungan kemasyarakatan dan kebangsaan, perilaku rakyat dan penguasa akan menjadi perhatian khusus.

Sebagai alumni LEMHANAS, katanya, tentu diharapkan dapat menyusun program strategis dan efektif guna mengimplementasikan makna sebagai katalisator sekaligus motivator dalam merawat kearifan lokal yang ada.

Menurutnya, perilaku maladministrasi yang kini terjadi dalam tata kelola pemerintahan adalah hilangnya “rasa malu”.

“Malu untuk tidak lakukan penyalahgunaan wewenang. Malu berbuat curang. Malu lakukan pencurian. Malu bertindak jujur. Inilah yang hilang. Padahal kita tinggal dalam kehidupan masyarakat beradat dan beragama. Disini ada Pondok Pesantren terbesar di Indonesia Timur, tapi kita mencoba larut dalam kehidupan duniawi yang menyesatkan. Saya yakin Ikatan alumni Lemhanas bisa memberi kontribusi minimal pemikiran menumbuhkan, menggali dan mempertahankan terus budaya malu itu lewat merawat kearifan lokal yang kita miliki, ” jelasnya.

Sejujurnya, kata Sofyan, saat pembukaan tadi berharap Ketua Ikatan alumni bisa menyampaikan pesan kepada Gubernur yang hadir untuk meminta agar segera menuntaskan kasus jual beli jabatan dengan eksekusi hasil investigasi terhadap 6 orang pelaku maladministrasi tersebut.

“Mungkin ini ekspektasi berlebihan saya. Tapi paling tidak, sesuai harapan banyak pihak Gubernur segera memutuskan sanksi tegas agar kepercayaan masyarakat bisa pulih kembali. Menjadi pemimpin yang bisa menjadi contoh terbaik tidaklah mudah. Alumni Lemhanas bisa mengingatkan soal kepemimpinan ini.

“SELAMAT BERMUSYAWARAH IKAL LEMHANAS, ” tandas Sofyan.

Penulis: Masruhim Parukkai

Pos terkait