Laporan: Rahmat Pratama
Palu, 50detik.com—Gempa tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala akhir September 2018 lalu tidak hanya menyisahkan duka karena kehilangan keluarga dan harta benda, tetapi juga meninggalkan trauma yang cukup mendalam, yang hingga kini terasa masih sangat berat untuk melupakan bagaimana dahsyatnya gempa tersebut, hingga terkadang bunyi kendaraan saja dianggap gempa.
Rasa trauma itulah yang dalam rentang satu bulan lebih dari peristiwa gempa itu menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak, dengan melakukan berbagai upaya seperti metode trauma healing, zikir dan pembacaan doa tahlil.
Dari sudut pandang inilah Kemenag Sulteng melihat perlunya recovery mental spiritual pasca bencana alam Kota Palu, Sigi, dan Donggala, sehingga Selasa (13/11), kerjasama dengan kelompok kerja penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Provinsi Sulawesi Tengah menggelar zikir bersama, sholat taubat dan pembacaan doa tahlil di halaman Kantor Kemenag Sulteng.
“Bagi yang selamat dari bencana ini menjadi sarana lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, insya Allah bisa menjadi anugerah kepada kita. Namun bila bencana ini tidak mampu menjadikan kita lebih dekat kepada Allah, maka itulah bencana yang sesungguhnya.”ungkap Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam, H.Muhammad Ramli, SAg, MAg.
Sementara Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, Rusman Langke, menilai zikir bersama merupakan salah satu upaya Sulteng Bangkit dan kuat untuk memberi penguatan dan recovery mental spiritual bagi masyarakat yang terdampak bencana khususnya di Kota Palu, Sigi, dan Donggala.
“Niatan pelaksanaan zikir bersama ini sudah lama ingin dilakukan, hanya saja butuh waktu untuk mengumpulkan ASN untuk hadir, sebab pasca bencana ada ASN yang turut mengungsi, baik itu dipengungsian di dalam kota, maupun ke luar kota Palu,’’ sebutnya.
Kakanwil mengharapkan dengan kegiatan zikir bersama, semoga Allah mengampuni dosa para korban bencana dan dimasukkan sebagai orang yang mati syahid, dan bagi yang ditinggalkan masih diberi kesempatan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Menurut Kakanwil dari peristiwa tersebut ada hikmah yang patut diingat, setidaknya, bencana yang terjadi merupakan peringatan bagi umat manusia khususnya umat Islam di Palu, Sigi dan Donggala. Selanjutnya sebagai sarana untuk bertawakkal pada Allah SWT, bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah, Laa Haula wa laa Quwwata illa billahi.
Bencana ini juga kata Kakanwil adalah sebuah takdir yang Allah sudah tentukan, adanya korban ASN Kemenag Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala sebanyak 7 orang dan dari anggota keluarga ASN Kemenag Palu Sigi dan Donggala berjumlah 24 orang.
Kakanwil berharap kegiatan zikir bersama dapat menjadi momentum bagi ASN Kemenag Khususnya Palu Sigi dan Donggala untuk memperkuat diri dan memunculkan semangat etos kerja.