Laporan: Andi Amal
Palu, 50detik.com- Dalam rangka bulan Ramadan 1441 H di tengah wabah Covid-19, Unit kebencanaan Sintuvu Disaster Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu awal pekan ini telah menggelar Bazar (pasar murah) untuk kebutuhan bahan pokok. Selain itu, unit kebencanaan ini juga membagikan sembako khsusus warga yang benar-benar kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.
Ketua Umum Tim Unit Kebencanaan Sintuvu Disaster Unismuh Palu, Dr Rafiuddin N, MH, MP menyebut ada tiga item kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kebencanaan Unismuh Palu di bulan Ramadan di tengah pandemic Covid-19 ini.
‘’Kegiatan ini kita klasifikasikan menjadi tiga kegiatan sekaligus. Pertama pasar murah untuk dosen dan staf. Kedua, Sintuvu Peduli Tendik Unismuh dan ketiga, Sintuvu Community Care.
Dijelaskan Dr Rafiuddin, selain pasar murah untuk pemehuhan kebutuhan pokok bagi kalangan civitas akademika Unismuh Palu, unit kebencanaan ini juga menggelar aksi sosial lainnya yakni Sintuvu Peduli Tendik Unismuh. Untuk item kegiatan ini adalah pembagian sembako khusus untuk staf Unismuh yang sudah terdata sebelumnya.
Sedangkan item kegiatan ketiga lanjut Wakil Rektor I Unismuh Palu ini adalah, Sintuvu Community Care atau pembagian sembako untuk masyarakat di luar kalangan civitas akademika Unismuh Palu.
Khusus untuk pembangian sembako bagi masyarakat umum ini benar-benar diperuntukkan bagi warga yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya seperti sembako.
‘’Semua kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu dan meringangkan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya di bulan Rammadan, terlebih lagi di tengah pandemic Covid-19 ini. Kiita berharap, semoga apa yang kita lakukan ini bermanfaat dan bernilai ibadah,’’sebut Rafiuddin.
Dr Sri Jumiati, MSi selaku Ketua Tim Teknis mengatakan, pelaksanaan pasar murah mapun pembagian sembako ini tetap memperhatikan physical distancing sebagai bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
‘’Kita juga harus memperhatikan hibauan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tapi tidak ada masalah, karena sebelumnya, kita juga sudah mendata dengan baik sasaran atau penerima bantuan, dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak,’’ujar Sri Jumiati.(***)