Laporan : Suleman Dj.Latantu
Buol, 50detik.com. Setelah kemarin Senin kemarin melakukan aksi mimbar bebas, Aliansi Masyarakat Peduli Buol ( AMPB ) BB yang dipimpin koordinasi lapangan Abdul Azis Naukoko kembali melakukan aksi demonstrasi dengan menggunakan sebuah mobil tronton sebagai mobil komando
Aksi demontrasi yang berlangsung Selasa 31 Mei 2022, yang dimulai pukul 9 pagi itu mengambil titik di depan rumah jabatan Bupati Buol di Kelurahan Leok 1 Kecamatan Biau Kabupaten dan dihadiri ribuan massa dari masyarakat Kabupaten Buol dari sejumlah Desa. Serta ratusan iring iringan kendaraan roda dua maupun roda tiga ( Bentor ).
Dan selanjutnya, sekitar pukul 11 siang massa aksi yang mendapat pengawalan ketat dari aparat TNI dan Polres Buol serta Satuan Pol.PP itu bergerak menuju kantor DPRD, Kejaksaaan dan Kantor Bupati Buol. Dengan iring iringan kendaraan roda dua dan Bentor yang dikendarai ribuan masyarakat dari berbagai elemen yang tergabung dalam AMPB
Aksi yang digelar AMPB kali ini merupakan puncak kekecewaan masyarakat Buol terhadap kepemimpinan Bupati Buol H.Amrudin Rauf dan Wakilnya H. Abdulah Batalipu yang dinilai benar benar tidak peduli untuk membangun Buol dari berbagai aspek, termasuk peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat secara umum yang dilakukan melalui sejumlah program yang telah digulirkan dengan anggaran milyaran rupiah juga dinilai gagal total.
Melalui orasinya salah seorang orator Sofyan Yusuf mengungkapkan, selama 10 tahun pemerintahan di bawah kepemimpinan Bupati H.Amirudin Rauf kondisi negeri buol dalam keadaan tidak baik baik saja. Peningkatan pembangunan maupun kesejahteraan masyarakat secara umum tidak seperti apa diharapkan sesuai janji janji politiknya. Terindikasi Kekuasaan yang dimilikinya selama 2 periode, hanya dinikmati oleh kroni kroninya. Serta banyaknya ketimpangan lainya diberbagai aspek pembangunan lainya.
Sehingga dengan banyaknya bentuk ketimpangan yang terjadi, maka wajar masyarakat melalui AMPB melakukan kritikan ” Apakah kepemimpinan Bupati Buol saat selama 10 tahun sudah terbukti mewujudkan sebuah perubahan yang berarti bagi masyarakat ?, ujar Sopyan, dan masyarakat dengan jujur menyatakan, kalau selama ini tidak ada perubahan. Malah sebaliknya, justru penderitaan yang mereka alami.
Selanjuthya lanjut Sopyan, visi misi Bupati Buol yang sudah tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) belum seluruhnya dapat diwujudkan. Malah sebaliknya, program unggulan One Man One Cow yang tidak tertuang didalam RPJMD itu, justru itu yang diprioritaskan. Dan pada akhirnya program itu dinilai gagal termasuk sejumlah program lainya, diantaranya. program P3K dan Tanah untuk rakyat ( Taura ) dan lain lain.
” Jadi, apa yang kita banggakan dari Bupati H Amirudin Rauf yang selama 10 tahun berkuasa dengan dukungan anggaran kurang lebih Rp 9,1 triliwun. Ini sangat miris, apalagi daerah kita beberapa tahun lalu, dijuluki sebagai kabupaten terkotor” papar Sopyan dihadapan ribuan massa aksi.
Sementara, orator lainya Widyastuti Mangge yang juga ikut tampil menyampaikan orasinya. Menurutnya, selama kepemimpinan Bupati Buol H. Amirudin Rauf, tidak ada tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat buol. Yang terjadi, Bupati Buol justru menolak dan tidak memberi ruang kepada para investor untuk menanamkan modalnya di Buol.
Akibat tidak adanya ruang yang diberikan kepada insvestor, walhasil tidak ada lapangan pekerjaan yang bisa diharapkan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Dan jalan keluarnya sebagian besar masyarakat buol terpaksa harus keluar daerah, ke Kalimantan untuk mencari pekerjaan sebagai buruh kasar maupun jenis pekerjaan lainnya guna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
” Ini benar benar memprihatinkan, karena selain di Kalimantan, ada juga sudara kita yang berjuang mengadukan nasibnya di Malaisia” ungkapnya. ***