Rusdy Mastura bersama istri Dr. Hj. Vera Rompas Mastura
SUKSES Rusdy Mastura dari segi fiskal dan trend pertumbuhan ekonomi memang tidak sebatas konsolidasi investasi dan pembangunan insfrastruktur. Tapi tujuan akhir dari semua itu adalah, “berbagi kemakmuran”. Itulah yang dimaksud Sulawesi Tengah Maju dan Sejahtera. Sebab, tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama.
Dengan demikian, pemerintah harus bisa menghadirkan sebuah kebijakan intervensi. Tujuannya, agar kemakmuran bisa dinikmati semua masyarakat Sulawesi Tengah.
Bicara soal kepedulian, tentu bukan Cudy, –sapaan akrab Rusdy Mastura kalau tidak peduli dengan orang miskin. Semua pasti sepakat dengan jiwa sosial mantan Walikota Palu 2 periode tersebut. Tidak heran, bahkan saat Cudy hendak meninggalkan warung kopi (warkop) sekalipun, :pasti selalu ada beberapa orang yang mengikutinya sampai di pintu mobil. Suami dari Vera Rompas Mastura itu tidak tanggung-tanggung merogoh kantongnya untuk berbagi. Karena memang, dalam soal sense terhadap orang miskin dan kemajuan, jiwa sosial Cudy patut diteladani.
Dalam kesempatan ini, redaksi ingin mereview kembali perjalanan kepemimpinan Rusdy Mastura sebagai Gubernur dan Ma’mun Amir sebagai Wakil Gubernur. Berikut Success Story 3,5 Tahun Kepemimpinan Rusdy Mastura sebagai Gubernur Sulawesi Tengah, yang diramgkum dari beberapa sumber.
Pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 60 Provinsi Sulawesi Tengah 2024, bertepatan pada hari Rabu, (17/04/2024), Gubernur Rusdy Mastura memaparkan keberhasilan dan pencapaian kemajuan pembangunan Sulawesi Tengah yang sudah diraih dalam kurun waktu 3 tahun kepemimpinannya.
Keberhasilan Cudy dapat dilihat pada sejumlah indikator pencapaian kinerja pembangunan. Diantaranya, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2021 sebesar 11.71 persen. Kemudian pada tahun 2022, 15.17 persen dan pada tahun 2023, sebesar 11.91 persen
Dalam kurun waktu 3,5 tahun tersebut, Sulteng berada diatas rata-rata nasional yaitu, 5.05 persen. Dan pada tahun 2023, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah berada di urutan ke-2 secara nasional di bawah Maluku Utara.
“Untuk persentase kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Maret tahun 2021 sebesar 13,00 persen, menurun menjadi 12,33 persen pada maret tahun 2022. Kemudian pada maret tahun 2023 sedikit mengalami kenaikan menjadi 12, 41 persen. Hal ini dipicu oleh kenaikan BBM pada september 2022 yang berdampak terhadap terjadinya lonjakan inflasi, namun demikian angka kemiskinan ekstrem dapat menurun signifikan yakni dari 3,02 persen pada tahun 2022 menjadi 1,44 persen pada tahun 2023,” kata gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura ketika membacakan amanat terkait capaian pembangunan di Sulawesi Tengah.
Demikian halnya dengan tingkat pengangguran terbuka Provinsi Sulawesi Tengah mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut yakni dari 3,75 persen pada Agustus tahun 2021 menurun menjadi 3,00 persen pada Agustus tahun 2022, kemudian pada Agustus tahun 2023 menjadi 2,95 persen.
Selanjutnya indeks Gini Provinsi Sulawesi Tengah mengalami penurunan yakni dari 0,316 point pada maret 2021, menjadi 0,308 poin pada maret tahun 2022, kemudian pada maret 2023 menurun menjadi 0,304 poin. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pendapatan masyarakat semakin mengecil atau distribusi pendapatan masyarakat semakin membaik.
Indeks pembangunan manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan sepanjang tiga tahun terakhir yakni dari 70,54 poin pada tahun 2021 menjadi 71,01 poin pada tahun 2022, kemudian meningkat 71,66 poin pada tahun 2023, dengan status capaian kategori ipm tinggi.
“Stunting di Provinsi Sulawesi Tengah mengalami penurunan yakni dari 29,7 persen pada tahun 2021 menurun menjadi 28,2 persen pada tahun 2022, kemudian pada tahun 2023 menurun menjadi 27,2 persen (sumber data: Survei Status Gizi Indonesia),” sebutnya.
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2023 telah keluar dari wilayah yang memiliki kabupaten sangat tertinggal, dan pada saat ini Provinsi Sulawesi Tengah status desa sangat tertinggal telah berhasil di entaskan. (Sulawesi Tengah sudah tidak memiliki desa dengan status sangat tertinggal).
Untuk capaian SAKIP Provinsi Sulawesi Tengah, dari tahun 2016-2021 (6 tahun berturut-turut) mendapatkan Predikat B, namun di tahun 2022 dan 2023 ini naik peringkat mendapatkan SAKIP BB.
Selain itu, di sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemprov Sulteng mengalami lompatan signifikan dari Rp 900 miliar menjadi Rp 2,184 triliun per Juni 2024. Realisasi investasi juga meningkat menjadi Rp 111,98 triliun pada tahun 2023, melebihi target yang diberikan pemerintah pusat sebesar Rp 111,68 triliun, sehingga menempatkan Sulawesi Tengah berada di peringkat 4 Nasional setelah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur,” jelasnya.
Selanjutnya Ia berpesan dan mengajak semua stakeholder/masyarakat untuk jangan berpuas diri, teruslah berinovasi untuk pembangunan di Sulawesi Tengah tercinta. Apalagi prospek ke depan, dengan ditetapkannya Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), membuat kedudukan Provinsi Sulawesi Tengah menjadi sangat strategis sebagai daerah penunjang IKN.
“Saat ini saya sedang berjuang agar disahkan Kepres dengan tujuan Sulawesi Tengah menjadi daerah penyangga IKN,” bebernya
Lebih jauh, Gubernur menerangkan, dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas antar wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah, maka pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2024 terdapat beberapa proyek prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut; Pengembangan kawasan nusantara seluas 1.123,59 hektar di desa Talaga, Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala, dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung destinasi pariwisata sunset city di Kabupaten Donggala, rekonstruksi jalan ruas Tonusu – Pendolo di Kabupaten Poso
Lanjut, rekonstruksi jalan ruas Salakan – Sambiut di Kabupaten Banggai Kepulauan, rekonstruksi jalan ruas Beteleme – Nuha di Kabupaten Morowali Utara, rekonstruksi jalan ruas Siuna – Bualemo di Kabupaten Banggai, rekonstruksi jalan ruas Air Terang – Momunu di Kabupaten Buol, rembangunan jalan ruas Bora – Pandere di Kabupaten Sigi, rekonstruksi jalan Simpang Lampasio – Oyom di Kabupaten Toli-Toli, rekonstruksi jalan ruas Tinakin – Mato di Kabupaten Banggai Laut.
Kemudian, pembangunan jalan pada Komunitas Adat Terpencil dalam rangka pengentasan kemiskinan di Kabupaten Parigi Moutong, rekonstruksi jalan pada wilayah kantong kemiskinan di Kabupaten Tojo Una-Una, rembangunan pengaman pantai dan tanggul sungai di Kabupaten Morowali; serta pembangunan Masjid Raya Sulawesi Tengah di Kota Palu.
Cudy pun berharap untuk selalu menanamkan rasa cinta dan bangga kepada daerah, kampung halaman tercinta, yang diikuti semangat kebersamaan, rasa memiliki, kerjasama dan etos kerja yang tinggi untuk melaksanakan program-program pembangunan yang sudah dicanangkan.
Atas capaian prestasi pembangunan dalam kurun waktu 3 tahun tersebut, Gubernur H.Rusdy Mastura mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada para bupati dan walikota, seluruh stakeholder dan masyarakat Sulawesi Tengah yang telah bersinergi dalam membangun Sulawesi Tengah yang lebih Sejahtera dan lebih Maju. Ia berharap prestasi ini dapat terus ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah.***