Seperti Begini Kota Kerajaan Ghaib di Dasar Laut Tanjung Ngalo

Ilustrasi (foto: google)

Mamuju, 50detik.com– Adalah Bahran (40) warga Lebani yang mengaku pernah ditahan di kerajaan ghaib di Tanjung Ngalo selama 10 hari bercerita tentang suasana kota kerajaan ghaib tersebut.

Apakah benar ada kota ghaib di Tanjung Ngalo, Tapalang, Mamuju,, Sulbar? Sebenarnya bukan cuma Bahran yang meyakini adanya kota ghaib di Tanjung Ngalo, sebab hampir semua warga yang bermukim di sepanjang bibir pantai dari Tapalang hingga Simboro Mamuju mempercayai mitos adanya kerajaan ghaib di dasar laut Tanjung Ngalo tersebut.

Bahran (40) warga Lebani

Bahran yang sempat berada di Kerajaan ghaib Tanjung Ngalo itu mengaku melihat pemandangan seperti kota metropolitan yang jauh lebih ramai daripada kota Mamuju, disana bangunan bertingkat jalan beraspal, mobil mewah bersiliwerang di jalan.

Bahkan ia mengaku sempat naik mobil setelah dijemput dibawa menghadap rajanya.

Ia juga mengaku ketemu keluarganya yang sama-sama dari Lebani, padahal sudah lama hilang di laut saat turun menangkap ikan, dan sempat bicara, namun badannya terlihat sudah ditumbuhi lumut. Bahkan ia mengajaknya pulang, tapi tetangganya itu yang juga ada hubungan keluarga menyatakan sudah tidak bisa kembali lagi karena makan makanan di Kerajaan tersebut.

Bahran mengaku bisa pulang, karena tidak mau makan dengan hidangan apapun yang disajikan oleh dayang-dayang istana meski dipaksa.

Selama sekitar 10 hari ditahan di Kerajaan ghaib tersebut, ia mengaku tidak pernah makan, tetapi tidak pernah rasa lapar. Mungkin karena keluarganya senantiasa mengirimkan doa sambil menyajikan makanan setiap malam seperti acara yang dilakukan setiap ada anggota keluarga yang meninggal, sebab keluarga sudah menganggapnya sudah meninggal karena tenggelam saat turun ke laut menangkap ikan.

Itu sebabnya, kata Bahran, keluarganya kaget saat ia muncul di rumah, saat sedang orang ramai berkumpul baca doa hari kesepuluh ia hilang.

Bahran mengaku sejak kepulangannya dari Kerajaan ghaib Tanjung Ngalo, ia bisa berkomunikasi dengan penghuni Kerajaan ghaib Tanjung Ngalo, hingga ia dibekali keahlian bisa mengobati orang sakit. Wallahu alam.

Penulis: Masruhim Parukkai
Wawancara: Bahran (40) warga Lebani.

Pos terkait