by: Empenoer
Limbua, 50detik.com – Ketika digaungkan mashallaa Ar-raudah Lembang Limbua, Sendana Majene, Sulbar akan ditempati salat tarwih, hampir setiap orang yang melihat kondisi mushallaa yang baru berdiri hanya empat tiang, tak yakin bisa ditempati salat tarwih, sementara sisa waktu tinggal sepekan memasuki awal ramadhan.
Sebagai inisiator, sy kemudian berbincang dengan mantan Lurah Mossi, Aminuddin, SH, yang memang kami berdua ketika masih kuliah pernah menjadi inisiator pembangunan masjid yang sekarang dikenal dengan nama masjid Raudhatus Shalihin Lembang, yang saat itu juga bangunannya belum rampung hanya beratap daun rumbia tanpa dinding dengan lantai tanah bisa dipaje salat tarwih.
Hasil diskusi kami berdua ahirnya disepakati beli terpal, dan pinjam terpal untuk jadikan atap mushallah. Beruntung ada dua terpal dapat pinjaman dari Mas’ud di Mamuju, bekas tenda kemah mereka ketika bencana gempa di Mamuju. Alhasil sudah ada tida tenda, karena kami kemudian belu tenda ukuran 6 x 8 meter dengan harga 350.000, yang dananya diambil dari hasil celengan pasar yang dibawa Firman dan Asri.
Guliran pemasangan tenda, saya dengan mantan lurah Mossi kembali berdiskusi soak teknis pemasangan tenda, apakah disesuaikan tinggi tiang atau dipendekkan seperti tenda rumah pengungsi korban bencana gempa.
Ditengah dialog kami berdua, tiba-tiba muncul suami ponakan Nurli – yang memang tukang. seperti pepatah pucuk dicinta ulam tiba: artinya mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan / dicita-citakan, pada kesempatan itu, kami ahirnya minta tolong untuk membantu memasang tenda mushallaa untuk tujuan bisa ditempati salat tarwih.
Sehari setelah itu, kami.langsung beli balok, paku, dan berkat kepiawaiannya memasang akhirnya mushallaa tersebut bisa dipakai salat tarwih **