Palu, 50detik.com-Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mencatat sudah ribuan pria di daerah tersebut menggunakan metode kontrasepsi Vasektomi (KB Pria) “Sebenarnya Medis Operatif Pria (MOP) atau pria yang ikut KB Vasektomi sudah ribuan di Suleng. Dari 13 kabupaten/kota, yang bersaing itu Kabupaten Banggai dan Parigi Moutong,” ucap Sekretaris Perwakilan BKKBN Sulteng, Irmawati, SE MM, di Palu. Selasa 17 November 2020.
Kata Irma, pernah melakukan MOP di Kabupaten Banggai, yang mendatangkan dokter dari Makassar. Saat itu pihaknya melayani 40 orang, begitu juga di Parigi Moutong, pihaknya melayani MOP sekitar 15 orang, dan mayoritas pria yang berumur 40 tahun keatas.
Dijelaskan, Vasektomi adalah prosedur bedah untuk mendorong vas deferens pria agar sperma tidak bisa memasuki air mani dan mencegah ejakuliasi saat melakukan hubungan seksual.
Sperna yang diproduksi oleh testis, sepasang struktur terbentuk obal yang dilindungi oleh skrom di bagian belakang penis. Kemudian, sperma berenang di sepanjang epididimis hingga ke tabung panjang yang bernama vas deferens. Sperma yang mencapai kantung semen dan saluran ejakulasi, akan bercampur dengan cairan semen dan menjadi air mani. Saat berhubungan seksual, air mani membawa sperma ke dalam sistem reproduksi wanita hingga mencapai dan membuahi sel telur.
Memotong vas deferens adalah metode kontrasepti yang paling efektif, karena sperma tidak akan keluar bersama air mani. Prosedur ini tidak akan mempengaruhi produksi sperma di dalam testis, sperma tidak akan bisa bercampur dengan air mani, melainkan diserap oleh tubuh.
“Beberapa dokter akan menyarankan untuk membekukan sperma bila pasien masih ingin berproduksi setelah menjalani vasektomi,” jelasnya.
Bahkan kata Irma, pria yang telah menggunakan metode kontrasepsi Vasektomi jauh lebih enerjik dari kondisi sebelumnya.
“Di Parimo kenapa banyak yang gunakan Vasektomi. Disana kebanyakan petani, kemarin ada yang sakit-sakitan, setelah di vasektomi langsung segar dan bekerja lebih produktif. Makanya banyak yang bertanya dan mengikuti,” tandasnya.
SUMBER: HUMAS BKKBN SULTENG