Reses di Kalukunangka, Alwiaty Serap Aspirasi Keluhan Kelangkaan Pupuk

Pasangkayu, 50detik.com – Ketua DPRD Kabupaten Pasangkayu, Hj Alwiaty, SH mencatat sejumlah aspirasi dalam kegiatan reses awal tahun. Salah satunya adalah kelangkaan pupuk di Desa Kalukunangka, Kecamatan Baimbaira, Kabupaten Pasangkayu Sulbar. Jumat (5/2/2021).

Dalam giat itu, Alwiaty menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakanya reses anggota DPRD Pasangkayu yang melibatkan masyarakat untuk mencari solusi dan pembangunan pada gagasan apa yang diinginkan masyarakat.

“Reses awal tahun ini, kami di DPRD Pasangkayu kembali bersilaturahmi dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi, kaitanya dengan pembangunan di masyarakat,” katanya hadapan warga Kalukunangka.

Dikatakan, melalui momentum Reses inilah, yang menjadi wadah untuk mendengar dan memperjuangkan inginan masyarakat. “Disinilah kami berjuang, bagaimana perjuangan masyarakat bisa diakomodir di pemerintah ke depannya,” terangnya.

Dikegiatan reses itu, Alwiaty, mencatat  beberapa masalah yang menjadi keinginan prioritas. Salah satunya adalah masalah ketersediaanya pupuk pertanian karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup para petani di Desa tersebut.

Selain itu, keinginan warga lainnya, adalah perhatian Pemda Pasangkayu terhadap pembangunan Tahfidz Quran. Sebab selama ini, Keberadaan Tahfidz Quran di Kalukunangka masih butuh perhatian, seiring bertambah banyaknya santri lokal yang dibina.

Permintaan lainya, adalah keberlangsungan kegiatan PKK Desa Kalukunangka, yang selama ini sempat tak ada kegiatan menyusul adanya wabah Covid-19.

“Insya Allah. Saya tidak akan tinggal diam, apa yang bapak ibu sampaikan ini, tentu menjadi catatan sendiri dan kita berharap bisa diakomodir dan direalisasikan ke depan,” tandasnya.

Sementara Kepala Desa Kalukunangka, Nurin secara khusus meminta kepad Alwiaty agar keinginan warganya tersebut, bisa benar-benar di kawal ke depannya, termasuk persoalan pupuk.

“Pemerintah sudah memberikan bantuan berupa BLT yang nilainya Rp 300.000 per bulan. Jangan hanya BLT yang pada akhirnya kita berhenti menanam, karena kelangkaan pupuk. Kepastian adanya pupuk ini, menjadi daftar usulan prioritas kami,” pintahnya. (dr)

Pos terkait