Laporan: Pratama
Palu, 50detik.com- Luar biasa ! Mungkin ini termasuk paling extrim dalam pengambilan sumpah jabatan dengan menggunakan cap jempol darah.
Yang pertama di negeri ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) selaku Kepala BKKBN melakukan pengambilan sumpah jabatan serta pelantikan pejabat di Lingkungan BKKBN, penandatanganan Akta Pernyataan di hadapan Notaris serta maklumat bersama Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama (PTM dan PTP) BKKBN dengan Cap Jempol Darah.
Tujuannya dimaksudkan agar pejabat dalam melaksanakan program KKBPK dan secara sungguh-sungguh dengan aksi bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. di Auditorium BKKBN, Jakarta.
Kegiatan ini turut disaksikan oleh Pejabat Tinggi Madya BKKBN, Pejabat Tinggi Pratama BKKBN, Para Pejabat Administrator, Pengawas dan Fungsional BKKBN.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga ikut mendampingi PTM dan PTP untuk mengukir janjinya dengan tetesan darah.
Kunci untuk membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terletak pada proses manajemennya, baik itu rekrutmen, mutasi, rotasi, seleksi, pendidikan hingga pensiun.
Dalam rangka memenuhi proses tersebut dituntut untuk mengedepankan akuntabilitas, profesional dan keterbukaan.
Oleh karenanya, sistem merit sangat penting dijalankan guna menjamin terbentuknya generasi pimpinan yang adaptif dengan dinamika tantangan, serta membentuk generasi smart Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tangguh, mengawal roda berjalannya birokrasi di masa depan.
Hasto Wardoyo menyampaikan ”Sudah seharusnya kita memegang teguh sebaik-baiknya untuk setia kepada tugas, karena jabatan merupakan amanah dan menjadi pelayan kepada publik dan masyarakat.
“Setiap uang yang diberikan dari pemerintah merupakan uang rakyat sehingga kita harus ingat selalu apakah setiap program yang kita jalankan bermanfaat bagi rakyat. Maka dari itu, janganlah memulai jabatan dengan hal yang kotor” jelasnya.
Pada Tahun 2019, BKKBN berdasarkan hasil Survei akhir tahun RPJMN 2015-2019 pencapaian Total Fertility Rate (TFR) 2,45 sedangkan target adalah 2,28 sehingga BKKBN masih harus bekerja keras.
“Oleh karena itu saya menginginkan Quick Win yang dijalankan oleh seluruh Pejabat baru yang dilantik dan agar dapat melaporkan kegiatan program apa saja yang akan dijalankan pada 100 hari pertama kerja. Bukan hanya Instansi yang kita lakukan rebranding, tetaplah membangun jaringan baik secara vertikal maupun horizontal, kembangkanlah terus pengalaman kerja yang unggul dan tangguh, merespon perubahan secara cepat, berikanlah solusi nyata bagi setiap permasalahan di lingkungan kerja, bukan hanya pada proses semata” ujar Hasto.
Penandatanganan Akta Pernyataan di hadapan Notaris dan maklumat bersama dilakukan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (PTM) dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PTP) yang bertujuan agar setiap hal yang dilakukan oleh individu kepada masyarakat, bangsa dan negara, mengingat dan mempertimbangkan moral hazard.
Selain itu, juga dimaksudkan untuk meningkatkan loyalitas kepada pekerjaan dan pelayanan untuk rakyat.
“Kita harus melakukan Revolusi mental untuk membangun kesadaran agar bisa mengubah mindset mengenai Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yaitu agar kita tidak melakukan KKN. Kondisi lapangan kita membutuhkan orang yang sungguh-sungguh, kita harus berjanji untuk serius dan sungguh-sungguh” tutup Hasto.
Pada kesempatan itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, Dra Maria Ernawati, M.M salah satunya PTP yang berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut dengan melaksanakan cap darah berkomitmen untuk pembangunan program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) di Sulawesi Tengah melalui sinergitas dengan program pembangunan lain, tentunya dengan dukungan Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si. (*)
Sumber: Humas BKKBN Sulteng