Laporan : Ferdinand. Puahadi
POSO 50DETIK.COM – Menjelang. Pemilihan calon bupati dan wakil bupati untuk kabupaten Poso, akhirnya disambut oleh beberapa isu berkembang tentang beberapa nama yang ingin berkompetisi pada pesta perebutan kursi nomor satu di wilayah bersemboyan Sintuwu maroso tersebut.
Beberapa diantaranya seperti, Darmin Agustinus Sigilipu (menjabat bupati sekarang), Frani S Djaru’u, Ones Kamboji, Teddy Salawati, Damanik, Sonny Kapito, dan T. Samsuri (wakil bupati Sekarang).
Rencana Keikut sertakan T. Samsuri termasuk berita cukup mengejutkan sejumlah kalangan, karena kapasitas bersangkutan sebagai pendamping Darmin Sigilipu memenangkan Pilkada Poso 2015.
Keberhasilan itulah yang pada akhirnya mengantarkan keduanya memimpin pemerintahan Kabupaten Poso sekarang.
Jika bupati dan wakil bupati itu lolos kedua duanya sebagai peserta Pemilihan Bupati ( Pilbup) tahun depan (2020).
Sejumlah pengamat politik memperkirakan kedua kubu akan mengalami pecah basis pendukung “perang politik dari calon pernah satu atap dengan tujuan sama – sama ingin mendulang suara,
“Saya pastikan konstituen mereka akan terpecah dan sulit kita prediksi siapa yang di untungkan dari perhelatan menjaring suara pada tujuan yang sama. Resiko terburuknya adalah lahirnya konstituen yang bingung kemudian mengambil alternatif memilih calon dari usungan partai lain” tanggap seorang dosen yang enggan disebut namanya.
Adapun perkembangan peluang koalisi dari setiap Partai Politik ( parpol) guna pemenuhan persyaratan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait jumlah kursi harus dipenuhi agar bisa menjadi peserta pilkada, saat ini telah terhembus pula beberapa rumor yang ingin menyatukan kekuatan pendukung dan juga pemenuhan persyaratan pilkada. Tetapi harus diketahui bahwa keinginan partai di daerah akan berakhir pada keputusan pimpinan partai yang di pusat sebagai eksekutor terakhir dalam hal pemberian mandat kepada setiap calon bupati.
Dari beberapa. Pantauan media ini bahwa beberapa partai yang ingin menyatukan perahu untuk satu usungan misalnya partai golongan karya (Golkar) saat ini memiliki tujuh kursi di DPRD Poso.
Diperkirakan bakal mengikut pada partai lambang beringin itu adalah; Partai Gerindra ( 3 kursi), Partai Berkarya ( dua kursi) dan PKS ( dua kursi). Jika rancangan ini terjadi koalisinya menjadi 14 kursi, untuk satu kandidat calon bupati.
” Kalau kita dari partai berkarya hampir seperti itu rancangannya,” ujar Andi Abdi Wahid sebagai ketua partai.
Bila ini terjadi maka enam belas kursi lagi yang harus direbut bakal calon agar lolos. Verifikasi. KPU.
Dari sisa kursi yang ada maka bisa dipastikan hanya dua calon yang harus merebut kepercayaan dari setiap partai agar mendapat perahu untuk maju Pilkada.
Pada kubu yang lain muncul pula nama partai Demokrat digadang-gadang akan mengusung Verna Gledis Ingkiriwang.
Partai pemilik lima kursi DPRD Poso ini sedang gesit membangun koalisi dengan partai Hanura, sehingga merekapun bisa mengusung jagoanya pada pilkada mendatang. Dan tertinggal sepuluh kursi partai yang tersisa yakni Nasdem, (4 kursi), PDIP (3 kursi), Perindo (1 kursi), PAN (1 kursi) PPP (1 kursi). Jumlah tersebut walaupun kelebihan jumlah tetapi dari yang tersisah sudah tidak kuota sesuai amanat aturan KPU.
Terkait koalisi partai baik sedang di bangun maupun belum ketua DPC partai Perindo, Sonny Kapito mengungkapkan bahwa koalisi yang terbangun di dalam fraksi DPRD Poso sekarang bukan jaminan bahwa sudah demikian pula ketika mengusung. Calon Bupati.
” Tidak ada jaminan bahwa koalisi kami di fraksi akan mempengaruhi kesepakatan ketika mengusung calon bupati,” katanya