Pasangkayu 50detik.com- Satu-satunya pabrik sagu milik Adnan Andi Baso di Desa Tampaure, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Dengan adanya pabrik sagu di Desa Tampaure sangat membantu perekonomian khusunya bagi masyarakat yang berada disekitar pabrik.
Dimana pabrik sagu ini membutuhkan karyawan dalam pengolahannya, sehingga lapangan pekerjaan terbuka.
Sudah kurang lebih 10 tahun pabrik sagu di desa tampaure beroperasi dan menghidupkan warga dengan mempekerjakan warga Tampaure.
Menurut Adnan Andi Baso, sebelum ia membangun pabrik di Tampaure, dia melakukan survei terlebih dahulu.
” Saya liat di kabupaten Pasangkayu boleh lah, memungkinkan bahan bakunya”, ucapnya Senin 11 September 2023.
Lanjutnya, pada tahun 2013 ia membangun pabriknya di Desa Tampaure yang cukup strategis beranda ditengah-tengah banyaknya tanaman sagu tumbuh.
” Sudah 10 tahan saya beroperasi di kabupaten Pasangkayu”, ungkapnya
Bebernya, dengan adanya pabrik sagu di popasangkayu menguntungkan bagi para petani sagu.
” Karna sagu ini jika suda berbunga dia akan mati, sekarang tdk adalagi sagu yg rugi percuma. Mereka semua jual kepada saya”, katanya.
Ia menjelaskan, walaupun sagu di popasangkayu cukup. Saya biasa menerima petani sagu yang ingin menjual tanaman sagunya diluar wilayah kabupaten Pasangkayu.
” Ada juga dari kabupaten Donggala, seperti Tosale, Toale, dan Surumana. Kami tetap jemput”, jelasnya.
Lanjutnya lebih jauh, proses pembelian sagu kepada petani yaitu dengan sistim diborong per pohon.
” Itu tergantung tinggi pendeknya pohon sagu, kalau tinggi kami beli 70.000 dan yang pendeknya 60.000 permohonannya”,
Menurutnya, sebelumnya ia memiliki 25 karyawan dalam pengolahan sagu di pabriknya.
” Ia sebelumnya 25 karyawan, melakukan pengurangan di karenakan alat mesin kami sering rusak itu membutuhkan biaya yang banyak. Jadi mau tidak mau saya harus mengurangi karyawan”, terangnya
Saat ini, pabrik sagu memiliki 15 orang karyawan yang bekerja sesuai bidang yang suda ditentukan.
” karyawan dalam pabrik 5 bagian mengolah sagu untuk karyawan di lapangan 10 orang ada tukang potong, tukan angkatnya, dan supir mobil”, ungkapnya.
Jelasnya lebih jauh, dalam seharinya ia mampu menggiling sagu hingga 100 potong.
” kalau tidak kendala kami biasa menggiling sampai 100 potong sehari dan menghasilkan sagu dalam seharinya kurang lebih 3 ton”, tuturnya.
Ungkapnya, dari hasil produksi sagu dilakukan penjualan ke Surabaya dan Makassar.
” Kadang mereka juga tolak, kalau seandainya disini ada donatur yang mau keringkan itu lebih bagus lagi. Karna jujur saya kekurangan modal, padahal ini bagus sekali pengeringan bisa jadi tepung sagu dan setelah kering baru kita lakukan penjualan ke Surabaya”, katanya
Ia juga berharap, kepada pemerintah Kabupaten Pasangkayu bisa melirik usaha pabrik sagu miliknya.
” Mudah-mudahan lah pemerintah bisa bantu berupa mesin, kami juga belum perna bermohon ke pemerintah. Karna kendala yang sering kami alami kerusakan mesin dan apabila mesin rusak, sagu yg dihasilkan akan hitam tidak adalagi yang mau beli”, tutupnya.
Laporan: Wawan