Pasangkayu,50detik.com— Persoalan ketersediaan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasangkayu kembali menjadi sorotan. Padahal persoalan ini sudah cukup lama.
Mirisnya, persoalan keluhan air bersih sudah cukup Lamah, dan seolah tak mendapat perhatian dari rumah sakit, Pasalnya pembangunan infrastruktur terus berjalan.
Hingga kini, keluhan mengenai air yang tidak lancar dan kerap tidak tersedia masih menjadi momok bagi pasien maupun pihak keluarga pasien.
Masalah tersebut bahkan telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa solusi konkret dari pihak manajemen rumah sakit.
Beberapa keluarga pasien mengaku harus membawa air dari luar untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Salah satunya adalah suami dari Hasma, pasien yang dirawat di ruang perawatan Tulip pada (24/6/2025).
Ia terlihat menenteng botol-botol air galon dari luar untuk keperluan istrinya selama dirawat.
“Sudah beberapa harimi ini tidak mengalir air, jadi saya harus bolak-balik isi dari luar,” ucapnya saat berada di perawatan tulip.
Kondisi ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk mantan aktivis pemuda Pasangkayu, BS.
Ia menilai lambannya penanganan persoalan air menjadi cerminan kurangnya keseriusan pengelola rumah sakit.
“Kalau pemerintah serius, persoalan air itu bisa diatasi. Ini bukan perkara yang tak ada jalan keluar, tapi apakah manajemen rumah sakit benar-benar mau bertindak?” katanya dengan tegas, saat ditemui di Warkop Jurnalis pada Senin (30/6/2025).
BS juga menyinggung alasan klasik yang kerap dilontarkan pihak rumah sakit, yakni soal lokasi RSUD Pasangkayu yang berada di kawasan perbukitan yang sulit sumber air.
“Itu bukan alasan yang relevan. Lihat saja RSUD di Kota Palu, lokasinya juga di bukit, bahkan lebih gersang. Tapi air tetap tersedia karena pemerintahnya peduli dan mencari solusi,” tambahnya.
Namun persoalan ini tampaknya tidak bisa menjadi alasan, sebab beberapa rumah sakit juga berasa di perbukitan salah satunya RSUD Kabelota.
Masalah air ini bukan hal baru. Selama hampir lima tahun kepemimpinan direktur RSUD Pasangkayu, isu ini belum juga mendapat penanganan berarti.
Padahal, air merupakan kebutuhan paling mendasar dalam pelayanan kesehatan. Ketika air sulit diakses, maka kualitas layanan kepada pasien pun ikut terdampak secara signifikan.
Kini, masyarakat berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah untuk turun tangan langsung menangani persoalan ini.
Persoalan ini juga menjadi perbincangan masyarakat warkop. Bagaiaman tidak, pembangunan Di RSUD terus berjalan sementara kebutuhan mendesak seperti air seolah di ke sampingkan.
“Kami ingin pelayanan yang layak, bukan hanya bangunan megah tapi fasilitas dasar seperti air saja tidak ada. Ini menyangkut hak dasar manusia,” tutup BS.*(Tim)