Laporan: Rahmat Pratama
Palu, 50detik.com– Lautan manusia memadati lapangan vatulemo Palu, minggu malam. 6 Januari 2019. Mereka datang dari berbagai kampung hanya untuk ikut melaksanakan zikir akbar, sebagai refleksi mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Mengatur atas peristiwa 100 hari dari bencana tsunami dan likuifaksi.
Mengapa harus zikir? Ketua PW DMI Sulteng, Drs H Baharuddin HT, MSi mengungkapkan, bahwa dzikir mengharuskan adanya rasa suka dan cinta kepada Allah Ta’ala. Maka tidak akan ada yang mengamalkannya kecuali jiwa yang dipenuhi rasa suka, dan cinta untuk selalu mengingat dan kembali kepada-Nya.
Menurutnya, orang yang mencintai sesuatu akan banyak mengingatnya, dan orang yang banyak mengingat sesuatu (meskipun pada mulanya ini adalah bentu pembebanan) pasti akan mencintainya. Begitu halnya dengan orang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala.
“Apabila seorang Muslim sampai pada derajat suka berdikir, maka ia tidak akan melakukan erbuatan lain selain dzikir kepada Allah Ta’ala. Sesuatu yang selain Allah adalah sesuatu yang pasti meninggalkannya saat kematian menjemput. Nah, di sinilah urgensi mengapa setiap jiwa sangat membutuhkan amalan dzikir,” jelasnya.