Buol, 50detik.com – Baru dua bulan memimpin DPD Partai Nasdem Buol, Amran Batalipu didemo ratusan relawan dan simpatisan Nasdem. Dia dianggap bersikap sewenang-wenang dalam memimpin partai tersebut, sehingga membuat pengurus, kader dan simpatisan resah.
“Amran Batalipu telah menempuh cara-cara yang tidak etis dan diluar prosedur dalam penunjukannya sebagai ketua DPD NasDem,” kata Irfandi, selaku koordinator lapangan (Korlap) aksi demontrasi, Senin 14 Oktober 2024.
Menurut Irfandi, tendensi Amran Batalipu menjadi ketua DPD NasDem Buol hanya semata-mata untuk memenuhi ambisi pribadinya. Yaitu, menjadikan anaknya sebagai Calon Bupati. “Tidak ada niat sama sekali untuk membesarkan Partai. Bahkan hanya menggerogoti soliditas internal partai, seperti: suka mem-fait a comply (adu domba) pengurus dan kader,” kata Irfandi.
Irfandi mengatakan, Amran Batalipu adalah terpidana korupsi yang masih berlaku pembatasan hak pokitiknya hingga tahun 2026. Oleh karena itu, secara moral tidak layak memimpin Partai NasDem sebagai partai yang mengusung tagline Restorasi dan Gerakan Perubahan.
Dalam aksi itu para pengunjukrasa selain membakar baju Partai Nasdem, mereka juga membakar karanda beruliskan Demokrasi. Hal ini dimaksudkan sebagai matinya demokrasi di Kabupaten Buol.
Irfandi mengatakan, demi untuk menjaga citra Partai NasDem sebagai Partai Restorasi Gerakan Perubahan dan Partai Pemenang Pemilu, maka pihaknya mengajukan tiga tuntutan.
Pertama, meminta Ketua Umum DPP Partai NasDem, Bapak Surya Paloh untuk meninjau kembali penunjukan Amran Batalipu sebagai Ketua DPD NasDem Buol.
Kedua, mendesak DPW Partai NasDem Sulteng untuk sesegera mungkin meneruskan aspirasi dan pernyataan sikap kader dan simpatisan Partai NasDem Buol kepada DPP Partai NasDem.
Ketiga, menyerukan kepada seluruh kader dan simpatisan Partai NasDem Buol untuk terus berkonsolidasi menggelar aksi sampai tuntutan terpenuhi. (*)