Jakarta, 50detik.com—Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) menghadiri Perayaan Natal yang digelar di auditorium kantor BKKBN Pusat di Jakarta, Sabtu (07/01/2023). Hasto Wardoyo beserta pejabat tinggi pratama dan madya di lingkungan BKKBN itu bersama-sama menyanyikan lagu Damai Bersama Mu.
Ajakan untuk bernyanyi bersama disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Emanuel Melkiades Laka Lena yang hadir dalam Perayaan Natal yang dilaksanakan oleh Bina Rohani Kristen Korpri BKKBN.
“Saya mengundang Bapak Hasto dan para pejabat di BKKBN untuk kita bernyanyi bersama lagu Damai Bersama Mu. Ini lagu umum,” kata Emanuel Melkiades Laka Lena.
Para pejabat BKKBN yang turut bernyanyi bersama adalah Sekretaris Utama BKKBN Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, SE., MT, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN dr. Eni Gustina, MPH, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng, Kepala Biro SDM BKKBN Viktor Hasiholan Siburian, S.E., M.Si, dan Inspektur Wilayah I BKKBN Maria Vianney Chinggih Widanarto, S.E., M.Si, serta Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN Dr. Edi Setiawan, S.Si., M.Sc., MSE.
Turut bernyanyi juga Inspektur Wilayah III Badan Pusat Statistik (BPS) Jamason Sinaga AK., MAP, Inspektur III Ittama Badan Narkotika Nasional (BNN) Mangaradja Surjadi Hutagaol, Ak. M.M., dan Manajer Program Umum Tim Percepatan Penurunan Stunting Nasional dr. Ryo Kristian Utomo yang hadir dalam Perayaan Natal secara hybrid, Zoom Meeting, diikuti pegawai dan keluarga BKKBN dari provinsi-provinsi dari seluruh Indonesia.
Damai Bersama Mu merupakan lagu rohani yang bersifat universal. Syair dari lagu yang diciptakan Jhonny Sahilatua, saudara dari penyanyi Franky Sahilatua ini, menggambarkan seseorang yang berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Lagu Damai Bersama Mu dipopulerkan oleh penyanyi legendaris almarhum Chrisye.
Hasto Wardoyo dan pejabat tinggi BKKBN itu hadir pada saat momen Perayaan Natal yang dimulai pukul 12.30. Sebelum Perayaan Natal, pada pukul 10.00 WIB dilangsungkan Ibadah Natal dipimpin Pendeta Lundu H.M Simanjuntak dari Gereja HKBP Resor Jakarta.
Dalam sambutannya, Hasto Wardoyo yang hadir bersama istri, dr. Dwikisworo Setyowireni, Sp. A., mengatakan kehadirannya itu merupakan wujud dari upaya membangun toleransi dan kerja sama yang baik di lingkungan BKKBN dan sebagai sesama anak bangsa yang berasaskan Pancasila.
“Saya bersyukur dalam Natal ada acara ritual ibadah dan perayaan. Jadi ada kesempatan untuk hadir dalam perayaan. Para pejabat BKKBN juga banyak yang hadir, jadi suasananya seperti rakor (rapat koordinasi) pimpinan BKKBN,” kata Hasto.
Hasto menceritakan pengalamannya saat memimpin daerah yang senantiasa mengedepankan toleransi, kerja sama, dan gotong royong antar pemeluk agama.
“Secara pribadi, saya sebagai muslim meyakini Rukun Iman. Yang pertama, iman kepada Allah. Kedua, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Suci, iman kepada Rasul. Iman kepada Rasul ini bermakna iman kepada Nabi Isa yang juga adalah seorang rasul. Nabi Isa ini oleh umat Kristiani adalah Yesus Kristus,” jelas Hasto.
Selanjutnya Hasto mengatakan rukun iman kelima adalah iman akan adanya hari akhir atau hari kiamat, dan yang keenam, iman kepada qada dan qadar, yakni iman kepada ketetapan Allah dan perwujudan ketetapan Allah atau biasa disebut sebagai takdir.
Rukun iman keenam yakni ketetapan Allah menurut Hasto, saat ini berwujud kebhinekaan dan perbedaan di Indonesia. “Kebhinekaan merupakan keniscayaan. Kalau kita berdoa kepada Tuhan, hampir semua dikabulkan. Hanya ada satu yang nggak pernah dikabulkan Tuhan, yaitu pendapat yang berbeda-beda. Tuhan tidak pernah mengabulkan doa supaya semua pendapat jadi sama, pasti berbeda. Tidak bisa diseragamkan. Perbedaan tidak menghalangi kita untuk bekerja sama. Perbedaan adalah Sunatullah,” kata Hasto.
Hasto juga mengatakan sepakat dengan tema Natal, “Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya melalui Jalan Lain” yang dikutip dari Injil Matius 2: 12b.
“Saya sepakat dengan tema. Sebab ini mencerminkan perbedaan. Sama dengan tugas BKKBN untuk membangun keluarga dan sumber daya manusia. Keluarga adalah perbedaan. Antara suami dan istri itu banyak perbedaan. Kebhinekaan ada di dalam keluarga. Problem dalam keluarga bisa diatasi dengan cinta. Namun cinta dalam keluarga ini penuh perjuangan karena adanya perbedaan. Karena itu antara suami dan istri juga harus ada toleransi. Berjuang untuk toleransi, lalu suami dan istri menemukan cinta sejati setelah memahami perbedaan-perbedaan yang terjadi,” jelas Hasto.
Hasto juga menyebut tantangan yang dihadapi saat ini adalah banyaknya disharmoni yang terjadi di dalam keluarga sehingga mengakibatkan jumlah perceraian di Indonesia sangat tinggi, mencapai 581 ribu perceraian selama tahun 2021.
Karena itu dengan adanya toleransi, saling memahami perbedaan antara suami dan istri, serta menemukan cinta sejati, maka keluarga di Indonesia yang berkualitas menurut Hasto dapat diwujudkan.
“Selamat Natal dan selamat Tahun Baru 2023,” kata Hasto menutup kata sambutannya.
Wakil ketua Komisi IX DPR RI-Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan Tema dan Subtema Natal dirumuskana dan diputuskan bersama antara Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Subtema Natal tahun 2022 adalah “Hendaknya kalian berkumpul bersatu untuk saling menguatkan dan tumbuh berkembang memberi manfaat bagi sesama. Subtema Natal yang dikutip dari Matius 18:20 dan Mazmur 1:3.
“Pak Hasto adalah ahli agama. Beliau bisa menjelaskan perspektif Natal dari sudut pandang BKKBN. Saya yakin, Pak Hasto mampu menjaga kebhinekaan,” kata Melki.
Dalam perayaan Natal itu juga dilakukan pemberian bantuan kepada keluarga-keluarga berisiko stunting.
Sementara itu pada khutbah ibadah Natal, Pendeta Lundu Simanjuntak mengatakan makna tema Natal maka pegawai di lingkungan BKKBN harus memiliki ketaatan kepada Tuhan, ketaatan kepada aturan negara, dan ketaatan kepada pimpinan BKKBN.
Dengan ketaatan itu maka pegawai di lingkungan BKKBN harus bekerja dengan dedikasi tinggi disertai dengan kejujuran dan kesetiaan. n
Penulis: Kristianto
Editor: Ade Anwar