Faisal Mang Nyanyi Mars KB di Rakerda

Palu, 50detik.com– Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili Asisten Administrasi,Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Sulteng, Ir. Moh. Faizal Mang MM membuka kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Banggakencana Tahun 2023, di Hotel Santika Rabu (15/2/2023)

Pada Rakerda bertemakan Peningkatan Sinergitas dan Kolaborasi Pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Sulawesi Tengah, Faizal Mang menginginkan perlu penggarapan serius dari seluruh pihak dalam pencapaian program tersebut. Menurutnya salah satu yang perlu di soroti dan mendapat dorongan bersama adalah penggunaan kontrasepsi di Sulteng dan prevalensi kebutuhan ber KB belum terlayani atau unmet need di Sulteng masih tinggi.

“Secara umum pengguna KB di Sulawesi Tengah baru mencapai 62.47%. selain itu kebutuhan ber KB yang belum terlayani juga masih cukup tinggi, yaitu 27.93%, saya berharap 20% yang belum ber KB di garap dengan serius untuk dapat meningkatkan prevalensi penggunaan KB di Sulawesi Tengah” ujarnya

Pelaksanaan Rakerda ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan rekomendasi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di Sulawesi Tengah di sektor kependudukan dan keluarga Berencana dan tentunya dalam Percepatan Penurunan Stunting. Selain itu Ia berpesan agar semua pihak menjadi Pahlawan stunting dan menjadikan Keluarga Berencana sebagai motivasi dalam penurunan stunting

“Coba kita lihat dari narasi dalam lagu itu di bait ke 3, putra putri yang sehat cerdas dan kuat kan menjadi harapan bangsa, ayah ibu bahagia rukun rahaja rumah tangga sehat sentosa” ujarnya sembari melantunkan sepenggal syair MARS KB

“Saya kira, bayangkan lagu KB itu, saya masih SD saya sudah dengar lagu itu. Pesan dari lagu saya kira cukup bagus kita jadikan motivasi dalam rangka memerangi stunting yang bapak presiden sering ingatkan dalam rapat-rapat kerja seperti ini” sambungnya

Selaras dengan itu Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dr. Eni Gustina mengatakan Jarak waktu kehamilan dan persalinan memiliki korelasi signifikan terhadap pemenuhan nutrisi bagi ibu dan terutama bayi yang dilahirkan. Kekurangan nutrisi pada masa kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan stunting. Oleh karena itu penggunaan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan merupakan solusi tepat mencegah stunting. Ia juga mengatakan diperlukan penguatan pencapaian target melalui pelayanan kontrasepsi

“intervensi kita untuk penurunan resiko adalah bagaimana kita mencegah tidak terjadi kelahiran pada anak-anak di bawah 20 tahun, juga mencegah terjadi kelahiran ibu diatas 35 tahun dengan menjarangkan jarak anak dan mengurangi jumlah anak tidak terlalu banyak, ini juga hal yang sangat memperkuat dalam upaya kita penurunan stunting, sehingga pelayanan KB harus kita lakukan penguatan pencapaian target pelayanan kontrasepsi.”jelasnya

Eni menyarankan agar masyarakat dapat diberikan pemahaman untuk menggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yang dinilainya sangat efektif dalam menjarangkan kehamilan dan juga ekonomis

“Karena dengan menggunakan kotrasepsi MKJP lebih ekonomis. Misalnya pakai implan atau IUD jauh lebih ekonomis dibandingan 3 bulan sebulan sekali ke faskes, misalnya mendapat suntik, pengeluaran lebih besar, suntiknya memang gratis tetapi ada biaya transport yang cukup besar”ujarnya

Dalam upaya percepatan penurunan stunting Eni Gustina juga menyampaikan 4 upaya akselerasi tahun 2023 yang menjadi perhatian bersama, yaitu pertama, Penguatan koordinasi kelembagaan yang menyasar Tim Percepatan Penurunann Stunting di Kabupaten/Kota s.d desa/kelurahan. Kedua, pendampingan konvergen kepada pelaku pembangunan di desa/kelurahan. Ketiga, Komunikasi Perubahan Perilaku melalui kegiatan promosi, kampanye, mobilisasi social serta Gerakan Bersama dalam kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting , Bapak Bunda Asuh Anak Stunting, Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil, Ibu hami sehat, Posyandu Aktif, Jambore Kader. Dan keempat, penguatan pendanaan dan kinerja anggaran kepada kementerian/Lembaga, pemerintah daerah dan pemerintah desa dengan memastikan anggaran stunting masuk dalam dokumen perencanaan dan melakukan analisis kinerja anggaran melalui tagging, ketersediaan dan pemanfaatan anggaran.

Dengan upaya-upaya tersebut yang dilakukan secara terintegrasi, kolaborasi dan bersinergi serta didukung dengan data, maka ia optimis stunting di Indonesia bisa diturunkan termasuk di Sulteng.

“Dengan gotong royong kita bisa mengatasi stunting, saya yakin di daerah masing-masing entah itu di Sigi, Parimo, pastikan kita punya data, sehingga dengan seperti itu kita bisa melihat apa yang bisa kita lakukan” tuturnya

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulteng Tenny C. Soriton, S.Sos.,MM melaporkan pencapaian peserta KB metode kontrasepsi jangka Panjang tertinggi tahun 2022 dimana posisi pertama ditempati Kota Palu dengan capaian 1.438 akseptor, Kabupaten Toli-Toli 910 akseptor dan Kab. Donggala 899 akseptor berdasarkan data New Siga. Sementara peserta KB Baru tertinggi tahun 2022 yakni Kota Palu dengan capaian 3.476 akseptor, diikuti Kab. Toli-Toli 2.431 akseptor dan Donggala 2.144 akseptor

Melalui Rakerda ini, pihaknya menginginkan terbentuk komimten dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat, pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota, stakeholder dan mitra kerja serta adanya rumusan strategi dalam pelaksanaan program untuk pencapaian kegiatan prioritas program Banggakencana dan percepatan penurunan stunting

“Penguatan komitmen dan peran pemerintah pusat dan daerah serta mitra kerja dalam peningkatan akses, kualitas pelayanan, penggerakan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting. Semoga kegiatan ini, Bersama kita menghasilkan rumusan strategi pelaksanaan program dan kegiatan prioritas, tersusunnya rencana kerja dan optimalisasi pemanfaatan hasil pemutakhiraan pendataan keluarga 2022” ucapnya

Kesempatan ini juga dideklarasikan keikutsertaan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting pada 100 keluarga sasaran di kecamatan Banawa Kota dan 120 keluarga sasaran di kecamatan palu Utara. Juga turut serta Bank BRI KCP Sudirman sebagai BAAS pada 25 Keluarga Sasaran dengan menyumbang dana sebesar Rp 10.000.000,- , serta Hotel Santika Kota Palu yang ikut terlibat menjadi BAAS pada 5 Keluarga Sasaran

Kegiatan pembukaan juga dirangkaikan dengan penandatanganan MOU antara Perwakilan BKKBN Sulteng dengan LPP TVRI Sulteng, PT. Kelor Organik Indonesia, Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Koalisi Muda Kependudukan Provinsi Sulawesi Tengah, dan Badan Pengembangan SDM Provinsi Sulawesi Tengah

Hadir dalam acara ini, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sulteng, Wakil Bupati Sigi, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Sulteng, Kepala Dinas Sosial Sulteng, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulteng, Kasiter Kasrem 132 Tadulako, Kepala Dinas OPD KB Kab/kota se Sulteng, Pengurus TP-PKK Sulteng, Pengurus Ikatan Bidan Indonesia Sulteng, Organisasi Perempuan Sulteng, Forum Genre Sulteng, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Bapelitbangda Kab/kota, Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Sulteng, LPP TVRI Sulteng, dan insan pers

Pos terkait