Jakarta, 50detik.com– Ternyata daun kelor bisa juga digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan, termasuk juga masalah asam lambung.
Dilansir helodoc.com, dr. Rizal Fadli menyebutkan, bahwa daun kelor kaya akan kandungan tanin dan flavonoid, yaitu antioksidan nabati yang ampuh untuk menyembuhkan peradangan, iritasi, serta mengatasi masalah yang berhubungan dengan maag. Bahkan, daun ini juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Menurut dr. Rizal Fadli, daun kelor efektif untuk meredakan gejala dan meningkatkan prognosis pada seseorang yang mengidap gangguan asam lambung. Sebab kandungan dari daun ini dapat bekerja untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh penumpukan Helicobacter pylori dan meningkatkan resistensi tubuh. Selain itu, daun kelor juga terbukti mampu menghilangkan radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Selai itu, kata dr. Rizal Fadli, daun kelor mengandung beberapa zat antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan asam askorbat.
“Semua zat antioksidan tersebut dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam sel, termasuk juga penyebab masalah asam lambung. Selain itu, tumbuhan ini dapat menekan enzim inflamasi, sehingga dapat mengurangi risiko refluks asam,” jelas dr. Rizal Fadli
Rizal Fadli menambahkan, daun kelor juga dapat menurunkan kadar glukosa, gula darah, kolesterol, sehingga mengurangi tingkat obesitas yang dapat menjadi penyebab naiknya asam lambung.
Disebutkan, dengan mengkonsumsi daun kelor secara teratur dapat membunuh semua cacing usus yang merugikan. Dengan begitu, risiko untuk mengalami gangguan pada pencernaan, terutama masalah asam lambung dapat dikurangi.
Lalu, bagaimana cara mengolah daun kelor agar dapat dikonsumsi? Menurut dr. Rizal Fadli, daun kelor dapat diolah dengan beberapa cara.
“Bisa meminumnya langsung setelah mengalami asam lambung secara rutin setiap pagi hari. Pilihannya adalah mengunyah daun tersebut secara langsung atau dihancurkan menjadi bubuk dan diminum dengan campuran segelas air hangat,” urai dr. Rizal Fadli.
Sumber: halodoc. cok
: