Jakarta, 50detik.com – Saat ini dunia sedang mengalami pandemi Virus Corona (Covid-19) yang telah menginfeksi secara global ke 200 negara termasuk Indonesia. Covid-19 diinformasikan sangat mudah menyebar sehingga penularannya juga sangat cepat.
Covid-19 adalah virus corona dapat menimbulkan penyakit yang menyerang pernafasan manusia melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut penderita yang menyebar saat batuk atau bersin, droplet dapat jatuh pada benda sekitar, tersentuh orang lain dan orang tersebut menyentuh mata, hidung atau mulutnya.
Penelitian terbaru menunjukkan infeksi virus corona mirip dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus corona memiliki mutasi gen serupa HIV yang artinya memiliki kemampuan menyerang sel manusia 1.000 kali lebih kuat dari Virus Sars (Sindrom Pernapasan Akut).
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyampaikan bahwa, dampak mewabahnya Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap rentannya terjadi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang dikarenakan adanya penurunan jumlah pelayanan KB secara nasional dari masing-masing jenis alat obat kontrasepsi (alokon).
Hal ini dindikasi bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang memerlukan kontrasepsi tidak bisa mengakses layanan kontrasepsi di faskes dan menunda ke faskes selama Covid-19 jika tidak dalam kondisi gawat, karena adanya kekhawatiran PUS yang memerlukan kontrasepsi tertular Covid-19.
Selain itu, Covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap orang dengan sistem imun lemah, seperti Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang sangat rentan tertular Covid-19.
Berdasarkan data SIHA Kemenkes, 2019 menyebutkan 5 provinsi di Indonesia yang memiliki Kasus HIV (Virus yang dapat menurunkan kekebalan tubuh) Tertinggi yaitu DKI Jakarta (65.578 kasus), Jawa Timur (57.176 kasus), Jawa Barat (40.215 kasus), Papua (36.382 kasus), Jawa Tengah (33.322 kasus) dan Kasus AIDS (Kumpulan gejala penyakit yang diakibatkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh) Tertinggi Papua (23.599 kasus), Jawa Timur (20.787 kasus), Jawa Tengah (11.724 kasus), DKI Jakarta (10.157 kasus), Bali (8.230 kasus), ungkap Hasto pada kegiatan Webinar “Implikasi Covid-19 terhadap Kesehatan Reproduksi Terutama ODHA dan Pencegahan KTD yang disaksikan dan sebagai narasumber Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida (Alissa Wahid) selaku Psikolog dan Dr. E.Y. Wenny Astuti Achwan, M.Kes Klinis (Peneliti), selaku moderator Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M. Sc, Dip.Com. Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN kegiatan ini diikuti sekitar 600 peserta. (Senin/20/04/2020).
Hasto juga menyampaikan KTD memiliki dampak yang luas seperti meningkatkan kasus aborsi, meningkatkan risiko kematian ibu dan anak, anemia pada ibu hamil, malnutrisi pada ibu hamil dan janin, bayi lahir prematur, berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan kurangnya kasih sayang dan pengasuhan karena anak tidak diinginkan.
Untuk itu Hasto bersama jajaran BKKBN Pusat dan Provinsi terus berupaya memastikan keberlangsungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama masa krisis bencana Covid-19, seperti : Pelayanan KB bergerak, kunjungan ke PUS yang memerlukan kontrasepsi. Menurunkan angka putus pakai alat dan obat kontrasepsi sehingga mencegah KTD dengan cara : mengoptimalkan peran PKB/PLKB dan penggerakan Mobil Unit Penerangan KB ke masyarakat untuk KIE Pencegahan Covid-19.
Selain itu, Hasto juga mengajak seluruh Keluarga Indonesia untuk menjalankan Aksi 8 (delapan) Fungsi Keluarga (agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan) agar terhindar dari paparan penyakit dan virus.
Hasto berharap, setiap keluarga melaksanakan aksi 8 (delapan) fungsi keluarga serta sesuai anjuran Presiden Joko Widodo untuk belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah dirumah, maka dapat diharapkan dapat meminimalisir penyebaran Covid-19 atau Corona khususnya di dalam unit terkecil masyarakat yakni keluarga.
Hasto juga berpesan, apapun metode kontrasepsi yang digunakan ODHA, secara bersamaan kondom juga tetap harus dipakai saat berhubungan seksual karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV AIDS dan IMS, tutup Hasto.***
Penulis: Bramanda Noya, kasubbag umum & humas BKKBN Sulteng
Sumber: HUMAS BKKBN