Musyawarah Wilayah KAHMI adalah sebuah turning point dimana diperlukannya sebuah evaluasi perjalanan lima tahunan bagi pengurusnya di satu sisi dan pada sisi lainnya bagaimana sikap bersama seluruh peserta kemana arah ke depan yang hendak dijalani bersama pengurus dan pimpinan baru. Tentu ada roadmap KAHMI 5 tahunan yang dihasilkan.
Kanda ketua KAHMI H.Andi Mulhanan Tombolotutu, SH menyampaikan hal ini saat pembukaan dengan adanya 3 (tiga) Perspektif dimana ada Pertanggungjawaban Pengurus,
Lahirnya Program 5 Tahunan ke depan dan Terpilihnya Pengurus baru hingga tahun 2028. Materi muatan yang terkandung dari perspektif itu adalah Tugas dan tanggungjawab dengan proses kaderisasi berjalan, distribusi kader baik di dunia akademisi, birokrasi, politisi, pengusaha dan lain-lain medan juang dan terakhir adalah bagaimana kontribusi peran strategis KAHMI untuk kemaslahatan masyarakat Sulawesi Tengah dalam sebuah negeri yang baldatun Thayyibah wa robbun ghafur.
Disinilah diharapkan peran KAHMI lanjut bung ketua bahwa bagaimana kapasitas organisasi merajut potensi anggota dan organisasi untuk Negeri Seribu Megalith misalkan yang tak lain adalah sebuah trigger lewat pembangunan kepariwisataan untuk mendongkrak ekonomi daerah dan masyarakat pungkas beliau mengakhiri sambutannya.
Well, kita menjadi teringat soal nilai keislaman, keilmuan dan ke Indonesiaan dalam pencapaian 5 (lima) insan cita atau Mission HMI.
Pada ajang musyawarah inilah kita mengevaluasi bagian mana dalam nilai- nilai tersebut yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Tentu semua itu kelak tergambar pada program 5 tahunan yang akan dihasilkan pada musyawarah kali ini.
Banyak suara masyarakat mengharapkan adanya peningkatan soal keislaman yang kini kurang tercermin pada sikap dan tindak perilaku para alumni di masyarakat.
Kita memang banyak menghasilkan para da’i misalkan seperti Prof Dr. Zaimal Abidin, Mansur Baadi, alm. Najamuddin Ramli dan masih banyak lainnya akan tetapi kegiatan dakwah baik bil lisan maupun bil hal belum terlihat masif dilakukan hingga ke pelosok pelosok desa yang tersebar luas.
Demikian halnya dengan ketersediaan para pemikir. Memang benar beberapa Perguruan Tinggi yang ada seperti Universitas Tadulako, Universitas Muhammadiyah, Universitas Islam Negeri Dato Karamah, Universitas Al Khairaat, Stie/ Stisipol yang kini berganti menjadi Universitas Azlam dan STIA Panca Marga telah banyak memberikan sumbangsih lahirnya para akademisi dengan berbagai gelar dari Sarjana Strata 1, Strata 2 hingga Strata 3 bahkan lahirnya banyak professor akan tetapi kita semua merasakan hilangnya budaya akademik dimana minimnya perhelatan diskusi akademik, seminar dan lainnya.
Terkesan kampus asyik dengan ritualnya tersendiri. Kampus menjelma menjadi menara gading.Tak ada lagi suara suara kritis dari kampus yang berani menjewer perilaku birokrat di pemerintahan.
Bahkan Universias Tadulako kini sedang dirundung banyak permasalahan dengan terjadinya masalah hukum yang menjerat mantan Rektor. Saat ini dirasakan kurangnya kepekaan organisasi atas banyak permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Sedikit suara soal penanganan korupsi, pengentasan kemiskinan, pengrusakan lingkungan yang masif, stunting pada anak negeri, bagaimana pemikiran soal reformasi birokrasi dan pemerintahan yang efektif dan masih banyak permasalahan lainnya yang terjadi.
Pada sisi ini KAHMI bertanggungjawab untuk lakukan langkah langkah strategis mengubah wajah internal dan eksternal organisasi lewat penguatan nilai ke Islaman, ke ilmuan dan ke Indonesiaan. Ekspektasi peranan KAHMI menjadi sebuah kebutuhan yang harus dilakukan bila kita ingin mencapai Negeri Baldatun yang disampaikan bung ketua terdahulu. KAHMI memang bukan Organisasi Superman atau Wonder Woman yang sekali pukul bisa membalikkan keadaan secara cepat dan efektif.
Besarnya gerbong yang dimiliki saat ini justru menjadikan KAHMI sebagai tumpuan harapan masyarakat dan pemerintah daerah. Bila Gubernur saat pelaksanaan MUNAS lalu dengan menggelontorkan dana hampir 14 Milyar tentunya terselip harapan semakin menguatnya harapan agar KAHMI bisa berkiprah lebih banyak di Daerah ini.
Tak ada organisasi masyarakat yang begitu sangat diperhatikan gubernur.
Saya hanya sedikit berpesan agar marilah kita mulai membudidayakan buah Sirsak di taman fikir dan hati para kader.
Tanamlah biji bijian hitam yang ada agar perjuangan KAHMI benar benar dilandasi oleh Nilai Nilai Dasar Perjuangan. Ada Esensi Ajaran Islam disitu. Dari biji pada profil media tumbuh ketika disiram dengan ketauhidan dia kelak memunculkan akar lalu batang hingga menjadi sebuah pohon yang menghasilkan buah yang penuh nutrisi yang diperlukan oleh KAHMI untuk menjalankan peranan yang seharusnya.
Mission HMIpun bergerak menurut kehendak-Nya. Ketika itu jangan sesekali berpaling apalagi melihat ke belakang agar kita bisa mengikuti rasul Luth Alaihi Salam melangkah ke depan secara bijak. Motto Yakin Usaha Sampai atau YAKUSA juga Kin Ham Pai benar benar menjadi tekad pelayanan baik anggota maupun pengurus organisasi.
Ingat, di seberang jalan di penghujung zaman ada tahun tahun yang ditunggu para ulama se dunia, tahun 2024. Entah musibah atau kebahagiaan. Tanda sudah nampak dengan kegaduhan di Palestina. KAHMI harus bersiap siap memelihara mesin lokomotifnya agar gerbong berjalan efektif berlari di rel rel yang seharusnya.
” Buah Sirsak si buah hati.
Rasanya lezat banyak nutrisinya.
KAHMI dan FORHATI dambaan hati.
Dinanti peran dan perjuangannya.”
Selamat bermusyawarah.
Billahi fii sabilil haq, billahit taufiq wal hidayah, Wassalam.
Palu 14 Oktober 2023
H.SOFYAN FARID LEMBAH
Anggota KAHMI/ PEKERJA SOSIAL