BKKBN-UNTAD JAJAKI KKN TEMATIK STUNTING

Palu  50detik.com–Kerjasama Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah dengan akademisi berlanjut. Selaras dengan tujuan Pendidikan, BKKBN Sulteng kembali berkolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako (Untad) dalam percepatan penurunan stunting melalui KKN tematik setelah sebelumnya keduanya bekerjasama dalam pembuatan aplikasi deteksi dini stunting

“ada insan-insan akademisi untuk membantu kita penurunan stunting. Dalam KKN bisa kiranya untad meniadikan stunting dalam tema KKNnya. Saya ingin mahasiswa dari sulteng juga ikut ambil peran, berpartisipasi dalam stunting di kegiatan KKN” tutur Erna saat menerima kunjungan Dr. M. Rusydi H, M.Si, Ketua LPPM Untad bersama jajaran, Selasa (9/11/2021) di ruang pola.

Model KKN tematik ini, kata Rusydi akan menjadi terobosan yang baru dan pertama kali di Sulteng. Dirinya menyebutkan bahwa sebelumnya pernah dilakukan di Universitas di Jawa, tapi tidak terekspos
Rusydi meyakini BKKBN memiliki tujuan yang selaras dengan pendidikan, untuk itu pihaknya ingin terus melebarkan sayap bersama melakukan terobosan-terobosan yang berdampak bagi peningkatan SDM
“Bkkbn tidak hanya kuantitas, tetapi kini lebih fokus ke kualitas sumber daya manusia. Sama dengan tujuan pendidikan. Kami ingin dengan kerjasama ini hasilnya bisa dinikmati anak cucu serta sulteng bisa lebih maju dari provinsi lainnya” Tuturnya

Prof. Dr. Rosmala Nur, M.Si. memberikan gambaran, dari 5 angkatan setiap tahunnya, masing-masing angkatan akan melakukan KKN selama 1 bulan dengan intervensi kegiatan berbeda disetiap bulannya serta diakhir kegiatan dilakukan evaluasi.

“kami sedang menyusun gambaran rinci kegiatan dalam 1 bulan. Kita akan melihat dari 5 bulan atau 5 angkatan itu sudah berapa penurunan stunting yang terjadi, terukur kerjanya kita” ucapnya

Sementara untuk jumlah peserta KKN Untad Diungkapkan Koordinator Pusbang Pengabdian dan KKN LPPM Untad, Dr Nawawi, dalam 1 tahun KKN regular terdiri dari 5 angkatan. 1 angkatan berkisar ±1500-1750 orang yang berasal dari 10 fakultas. Dan untuk peserta KKN tematik, dirinya memastikan akan terpenuhi. “Insya Allah untuk pemenuhan jumlah orang KKN tematik kami bisa penuhi”ucapnya

Rencananya project ini akan diuji cobakan di 2 daerah dengan angka stunting tinggi yaitu di Kabupaten Donggala dan Sigi, namun sebelum itu rancangan model KKN Tematik ini akan di paparkan kepada Deputi Bidang Latbang BKKBN di tahun ini juga

Erna menekankan sasaran penurunan stunting sesuai Perpres 72 tahun 2021 adalah keluarga berisiko stunting mulai dari Prakonsepsi pada remaja yang siap menikah atau calon pengantin, Ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan menyusui, Anak usia 0 -23 bulan dan Anak usia 24—59 bulan

“Ada 2 hal yang harus kita perhatikan, selain menangani kasus stunting, jangan lupa stunting ini siklus hidup, keluarga yang berisiko itu juga sasaran kita” ujarnya kepada akademisi dari LPPM yang diantaranya tergabung dalam TIM moms care

Sebagai bahan masukan penyusunan model KKN Tematik stunting, Erna berharap ditahap awal mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data untuk mengidentifikasi keluarga berisiko stunting, juga mensosialisasikan penggunaan aplikasi randa kabilasa dan moms care, serta dapat mengaktualisasikan dirinya agar dapat meninggalkan jejak kenangan pada masyarakat.

“Mahasiswa itu kaum milenial pemikirannya out of the box, mungkin mereka bisa mengintervensi dengan kearifan lokal, ada kenang-kenangan yang ditinggalkan oleh mahasiswa KKN” pungkasnya.

Sumber: humas bkkbn sulteng

Pos terkait