Oleh: Muhammad Jamaluddin (Pengamat Sosial Perkotaan)
Jakarta adalah miniaturnya Indonesia. Sebagai ibukota, Jakarta menjadi rumah bagi banyak orang dari berbagai tempat di Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan. Tidak mengherankan apabila Jakarta menjadi kota yang sangat kaya akan keberagaman, Sunda, Betawi, Jawa, Minang, Papua, Melayu, Batak, Kristen, Islam, Hindu, Buddha dan suku agama lainnya hidup berdampingan di Jakarta.
Walaupun begitu, rasanya akan sulit menghadirkan persatuan di tengah keberagaman tanpa adanya rasa kesetaraan. Rasa kesetaraan itulah yang saat ini terus dibangun dan dirawat oleh Gubernur Anies Baswedan.
Beliau berusaha menghadirkan rasa kesetaraan tersebut dengan memberikan banyak IMB untuk pembangunan berbagai rumah ibadah di Jakarta, memberikan bantuan operasional untuk tempat ibadah di Jakarta, memberikan hari libur fakultatif untuk merayakan Hari Raya Deepavali bagi umat hindu etnis India di Jakarta, memberikan bantuan mesin kremasi jenazah kepada Umat Hindu di Jakarta melalui Pura Segara di Cilincing dan untuk pertama kalinya, sejak tahun 2019, Jakarta melaksanakan Christmas carol ketika momen perayaan Natal di Jakarta.
Melalui semua itu, Anies seolah-olah sedang menanamkan pesan bahwa semua umat beragama di Jakarta setara dan negara akan senantiasa hadir untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Anies mewujudkan keadilan tersebut melalui kebijakan yang nyata dirasakan dampaknya oleh segenap umat beragama di Jakarta, bukan dengan sekedar jargon-jargon toleransi semata.
*🇲🇨