POSO . 50detik. com – Bupati dokter Verna Gladys Merry. Inkiriwang bersama wakilnya, M. Yasin Mangun. S. Sos. Telah menggelontorkan sejumlah program Visi – Misi kemudian di rangkum dalam Tujuh pilar rancangan pembangunan, menuju Kabupaten Poso yang Maju, sejahtera, tangguh dan terdepan di Sulawesi-Tengah sampai Tahun 2025.
Salah satu dari Tujuh Pilar di maksud, adalah program Membangun Desa. Adapun rancangan tersebut sudah masuk dalam Rencana Strategi (Renstra) pemerintah daerah Tahun ini, dan dapat di realisasikan pada penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022.
Mempersiapkan rancangan sekaligus kegiatan bertujuan untuk menciptakan perimbangan capaian pembangunan antara desa dan kota tersebut, sejumlah Stakeholder ( pemangku kepentingan) mencoba memberi pendapat tentang strategi pelaksanaan agar berdampak lebih cepat kepada masyarakat khususnya yang berdomisili di pedesaan.
Alfret Suangga. ST. M, Si.
“Rancangan ini menurut saya, bertujuan sangat baik jika kita melihat data kependudukan bahwa sebagian masyarakat kabupaten Poso, bertempat tinggal di desa, dan berprofesi sebagai petani. Masyarakat petani tersebut merupakan asset besar yang perlu di dorong pekerjaanya dengan intervensi pemerintah berupa pemberian fasilitas memadai untuk infrastruktur jalan kantong produksi yang baru. Setelah itu, baru di bantu dengan pengadaan fasilitas berkaitan langsung dengan pengembangan Intensifikasi dan ekstensifikasi bidang pertanian,” ujar Alfret Suangga. Kepada media ini. Jumat, (7/5)
Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut kata Alfred (sapaanya) tidaklah mudah. Di sebabkan, hampir semua daerah mengalami refocusing atau pengurangan anggaran akibat pengalihan pada pembiayaan penanggulangan covid 19 (Corona) oleh pemerintah pusat. Dia berpendapat bahwa keadaan yang demikian menjadi persoalan tersendiri bagi daerah yang masih menggantungkan hidup dari bantuan pusat.
“Kabupaten Poso tergolong daerah masih berharap dari bantuan pusat. Kondisi demikian sangat di butuhkan strategi khusus agar APBD kita dapat mendanai seluruh kepentingan secara efisien, efektif, tetapi berdampak luas.” Katanya.
“ Saya contohkan pembukaan jalan kantong produksi misalnya. Kalau Kita berpikir ruas jalan tersebut langsung permanen, sudah pasti akan menyerap anggaran besar, dan akhirnya akses jalan lain pasti akan terbengkalai bahkan tertunda sampai akhir masa kerja bupati. Resiko lainya, jalan tani bakal di lalui, pasti tidak akan mampu bertahan dari kerusakan setelah di lalui alat – alat berat karena dasar tanahnya masih labih khusus rawa atau lahan gambut.” Urai Alfret
“ Tetapi kalau dikerjakan dengan cara bertahap dimana tahap awal hanya proses penghamparan dan pemadatan. Secara otomatis biayanya kecil, kemudian saving anggaran dapat di gunakan untuk akses yang lain. Terkait perencanaan untuk tindakan permanen, kita menunggu sampai kondisi tanahnya benar – benar sudah stabil baru di kerjakan lagi agar akses jalan tersebut dapat di gunakan masyarakat berjangka panjang,” sebut Alfred lagi
Lulusan Tehnik Sipil sekaligus Magister sains tersebut mengatakan bahwa dalam perencanaan di perlukan juga kolaborasi dan sinergisitas dari dua Dinas berbeda agar keputusanya tepat sasaran dan berdampak secara ekonomi.
“Dua organisasi pemerintah daerah (OPD) yang saya maksud yaitu Dinas PUPR, dan Dinas Pertanian. Konsepnya adalah Sebelum dinas PUPR melakukan atau menetapkan lokasi kegiatan. Yang di perlukan awal adalah data dari Dinas Pertanian terkait perhitungan potensi seperti luas sawah atau kebun yang akan di beri akses jalan baru.
“ Alternatif kedua, Dinas pertanian dapat membeli alat sendiri, guna fasilitas pebukaan jalan baru bagi petani. Jika hal tersebut terjadi, maka tahun kedua sudah pasti mereka kurang membeli minyak dan mobilisasi alat dengan rincian pembiayaan sangat murah,” imbuhnya.
Di ketahui, Alfred Suangga adalah salah satu pejabat kabupaten Poso yang mengembangkan kariernya tidak kurang dari 14 tahun membangun profesi pada dinas PUPR semasa Ir. T. Samsuri sebagai kepala dinas. Dan setelah itu, kariernya masih berlanjut sampai sekarang di percaya sebagai kepala dinas perumahan kabupaten Poso. Pada masa pemerintahan Drs. Piet Inkriwang. MM (Almarhum). Alfred bersama atasanya T. Samsuri. Adalah sosok yang telah mengambil peran guna mengatasi berbagai persoalan daerah yang penuh dinamika ketika itu. Dan hasilnya, mereka telah mampu mengsukseskan pemerintahan bahkan mengantarkan Almarhum Piet Inkiriwang berpasangan dengan T. Samsuri sebagai wakil pada periode kedua.***
Penulis : Ferdinand Puahadi