POSO, 50detik.com – walaupun wilayah kabupaten Poso saat ini sudah sangat kondusif dari gangguan kelompok sipil bersenjata, tetapi pihak keamanan dari jajaran TNI maupun Polri, tetap melakukan pengawasan intensif pada beberapa areal yang pernah dijadikan basis persembunyian kelompok sipil bersenjata, kemudian berafiliasi dengan kelompok radikal Poso.
Kelompok ini dikenal sebagai Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) Tahun 2010. Setelah itu berubah menjadi Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tahun 2012.
Pergerakan dari JAT disebut juga MIT, terbilang sangat intensif di hutan gunung biru Poso sejak 2010. Dan sejak itu pula dimulainya kekacauan tak berkesudahan yang dialami masyarakat Poso, apalagi pada wilayah Poso pesisir, lalu merembet ke daerah Lore (napu). Dari rentetatan kejadian ini sudah dibarengi pula dengan berbagai pelanggaran kemanusiaan di berbagai tempat.
Tetapi Sejak tahun 2020, aksi teroris ini berangsur membaik. Bahkan beberapa pengikutnya telah mengambil sumpah untuk kembali dan menjunjung Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Kemudian hutan belantara Poso pun sudah mulai kondusif sehingga secara perlahan masyarakat mulai merawat kembali kebunya masing- masing.
Adapun tindakan selanjutnya dari aparat keamanan, adalah dengan melakukan monitoring dan patroli rutin, guna mengantisipasi terjadinya gerakan atau pelatihan kembali yang tidak terpantau dari kelompok ekstrimis.
Tim Alfa 2 Satgas III Preventif Ops Madago Raya baru saja melakukan patroli intensif pada kawasan hutan pegunungan wilayah Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso. Dansat Brimob Sulteng yang juga selaku Kasatgas III Preventif, Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre, S.I.K., M.Si. Telah memerintahkan untuk menyasar jalur klasik yang selama ini kerap digunakan oleh kelompok tidak bertanggung jawab.
“ Langkah ini merupakan upaya untuk mencegah terbentuknya tempat pelatihan baru oleh pihak yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan,” Kata Kombes Kurniawan.
Patroli dari pasukan taktis kepolisian tersebut, adalah pola pencegahan sekaligus mempersempit ruang penyebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan aturan hukum di Indonesia. Tim Madago Raya berharap bahwa dengan tindakan ini, situasi kabupaten Poso tetap terjaga keamananya dan masyarakat pun tetap beraktifitas tanpa dihantui rasa takut seperti dimasa lalu.
Masyarakat menyambut antusias langkah dan tindakan pencegahan yang dilakukan Brimob Satgas Madago Raya. Sejumlah petani mengaku merasa lebih aman saat berkebun berkat kehadiran aparat keamanan di wilayah mereka. (Tim)